Mohon tunggu...
Hersandika
Hersandika Mohon Tunggu... Mahasiswa -

alumnus Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi │Hanya Angin dan Mata Terpejam

11 Juli 2018   13:05 Diperbarui: 11 Juli 2018   13:10 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh kita terbuat dari adonan tanah liat

Dikukuhkan srengenge dan pembakaran

Karenanya senantiasa disucikan air dan debu

Dan satu saat nanti tubuh kita akan meretak

Dan terhampar bagai gurun kala hari

Senantiasa hanya angin hingga mata terpejam

Memainkan terang dan gelap dalam benak

Terbahak dan menangis dalam sesak

Main alpha sebelum diburu dan digedor oleh kenangan

Senantiasa berharap dengan angin untuk mendinginkan kulit dan mengekalkan hati

Jangan menyiakan uap bertayamum dan mulailah bersujud

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun