Sepenggal bulan menggambang dilangit berkabut
Bayang buram ditanah sisa hujan
Bermain main dengan wajahku
Yang tetap memancarkan senyum
Dimalam hari yang hanya tersisa dari lampu
Yang rutin mati
Tak kulihat lagi wajahmu yang selama ini muram
Atau memancarkan api
Di tiap detak nafasku
Ditikar ini sebagaimana padari aku berikrar
Kini langkahmu adalah kakiku
Lidahmu ialah ucapku
Pandangmu hanyalah mataku
Tanganmu sebagaimana genggamku
Tangismu lahir dari air mataku
Sedang tawaku panacaran dari riangmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H