Mohon tunggu...
Herry Nuryadi
Herry Nuryadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Manusia. Berusaha berpikir sebagai manusia, dan hanya ingin bicara tentang kemanusiaan....

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Teman Ahok Menguji Integritas Ahok

23 Juni 2016   14:26 Diperbarui: 23 Juni 2016   14:35 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel mas Doni Bastian “Jika Parpol Bersedia Mengusung Ahok, Untuk Apa Jalur Independen?” cukup menggelitik untuk ditanggapi. Dalam pandangan saya, banyak orang yang terjebak dalam penilaian bahwa majunya Ahok dengan dukungan Teman Ahok dalam Pilgub DKI 2017, hanya sekedar jadi gubernur atau tidak jadi gubernur itu saja. Padahal tidak sesedehana itu sekarang. Mungkin pada awalnya memang seperti itu. Tapi ketika Ahok diombang-ambingkan oleh PDIP dan akhirnya mendapat dukungan dari kalangan anak-anak muda untuk maju lewat jalur independen, dan apalagi sekarang sudah berhasil mengumpulkan 1 juta KTP, persoalannya sudah tidak lagi hanya sekedar Ahok jadi gubernur lagi atau tidak. Tapi Ahok dan Teman Ahok mulai membidik status quo dari elit partai politik dan sekaligus melakukan evaluasi terhadap demokrasi kita yang memang sedang sakit.

Sejak zaman Orde Baru hingga zaman Reformasi, ternyata rakyat tetap tidak berubah statusnya. Tetap sebagai obyek pelengkap penderita. Jika pada zaman Orba, rakyat jadi obyek penindasan Klan Cendana, Golkar, dan ABRI, maka zaman Paska Reformasi jadi obyek penindasan elit Partai Politik (Golkar tetap ikut nimbrung), sedangkan Klan Cendana dan ABRI keluar dari lingkaran. Dan sejak itulah, hampir setiap hari kita disuguhi berita perilaku busuk para politisi. Pada awalnya kita masih bisa terima penjelasan partai politik bahwa perilaku busuk tersebut hanyalah ulah oknum partai, tapi ketika banyak kader dari semua partai berbuat sama akhirnya kita yakin bahwa fenomena ini bukan hanya sekedar ulah oknum, melainkan fenomena parpol yang sedang mabok dengan mainan barunya yang bernama “kekuasaan”.

Sebenarnya, kemuakan rakyat terhadap perilaku elit partai sudah sampai puncaknya. Tapi belum menemukan momentum yang tepat untuk melawan hegemoni partai politik. Dan ketika seorang cina, seorang kafir, seorang keras kepala, seorang yang sudah putus urat takutnya, seorang yang tidak bisa berbasa-basi, seorang yang dalam waktu 2 tahun mampu mengubah wajah Jakarta, dan orang itu bernama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ternyata hanya jadi korban PHP dari PDIP ketika ingin mencalonkan lagi dan dapat ide ikut pilgub lewat jalur independen, akhirnya klop sudah. Rakyat yang muak dengan elit parpol diwakili oleh kaum generasi Y yang melek informasi, cerdas, punya jaringan luas, akhirnya menemukan momentun dan wadah untuk menentang hegemoni partai politik lewat Teman Ahok.

Jadi sebenarnya, fenomena Teman Ahok ini bukan sekedar Ahok jadi gubernur atau tidak, tapi sudah lebih mendalam fokusnya yaitu melakukan evaluasi terhadap demokrasi dan kinerja partai politik selama ini. Dan perlu diingat, Teman Ahok bukanlah underbow dari Ahok, tapi mereka dalam posisi sederajad. Ada satu hal yang dilupakan oleh mas Doni Bastian, bahwa pada saat sekarang ini Teman Ahok sedang menguji integritas dari Ahok, apakah Ahok memang “the special one” ataukah Ahok ternyata “tidak berbeda dengan yang lain”? Dan saya yakin, Ahok juga tidak sebodoh itu, meninggalkan Teman Ahok demi jabatan gubernur berarti Ahok sedang melakukan bunuh diri integritas. Ahok tahu, kekuatannya sekarang ini adalah integritas dan Teman Ahok dibelakangnya, generasi yang 10 tahun mendatang akan menjadi para pemimpin dibidangnya masing-masing. Melepaskan generasi harapan masa datang hanya demi jabatan dengan merangkul para dinosaurus yang akan tidak lama lagi akan punah, adalah tindakan yang sangat bodoh.

Lebih baik tidak jadi gubernur tapi integritasnya tetap terjaga dimata para anak muda generasi Y, dan akhirnya bisa menjadi investasi bagi masa depan politik Ahok , daripada merangkul para dinosaurus politik dan akhirnya ikut punah bersama mereka.

Bogor, 23 Juni 2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun