Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duka Kenapa Engkau Ada

3 April 2023   05:55 Diperbarui: 3 April 2023   06:47 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duka menjadi semacam permainan
Ia dilempar seperti bola kasti
diputar seperti anak kecil main gasing
duka pun menjadi bahan obrolan
juga jadi hidangan penutup mulut di meja makan

Nan syahdu duka tak lekang dimakan usia
Ia terus berjalan meniti kali kotor atau trotoar yang rapi
bertaut tak sudi duka pun lepas dari suka orang-orang berada

Jika pun engkau bertanya-tanya apakah duka kan sirna
Cobalah lihat matahari apakah ia selalu bersinar dalam langit nan bersih
atau pandanglah laut biru apakah hanya indah rata tanpa terjangan sang ombak

Sering kali duka tak sekadar pelengkap ingar-bingar kota di semesta raya
bahkan ia memang harus datang untuk menyadarkanmu pulang
ke dalam ruang sembah dan doa yang makin terdengar indah

Andaipun duka membuat duniamu serasa gelap gulita
juga meluruhkan raga dan batinmu dalam kecewa dan amarah
Ingatlah pula bahwa duka adalah sisi dirimu yang hendak berbenah
menyambut rasa syukurmu atas setiap anugerah

Depok, 3 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun