Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Teduh yang Bertangis Doa

15 Desember 2022   21:32 Diperbarui: 15 Desember 2022   21:45 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam yang teduh dengan aku yang sengaja memeluk diam
Hening jiwa dan telinga yang nendengar serta pikir meresapi makna
Oh, sungguh agung rasa yang mendamba tenang
Dalam pekatnya gelap yang hidup terbingkai kalut

Malam yang teduh sejenak jadi tempat hati merebah
Pasrah
Entahlah, adakah esok kisah suka berakhir sudah
Dan ini malam pun kembali menghilang berwujud pagi

Oh, malam yang teduh bertangkup aku bertangis doa
Berlama-lama mendekat harap merindu berkat
Jika pun di hari yang berganti masih terbeban berat
Semoga hening nan megah-Mu tetap jadi penguat

Malam yang teduh biarlah berubah rupa
Tinggal jiwaku berhasrat erat
Janganlah Engkau jauhkan kasih-Mu
Dengan hati yang masih ingin menikmati malam tanpa sekat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun