3. Agar orang dewasa bisa becermin dari tingkah polah anak-anak
Ciri khas anak-anak yang juga dapat saya tuliskan di sini adalah sebagai berikut: 1. Masih punya rasa egois yang tinggi. 2. Masih sulit diatur. 3. Jika diberi tahu kesalahannya tetap mengulanginya lagi. 4.Â
Cara berpikirnya masih pendek. 5. Mudah rewel, mudah ngambek, dan mudah menyalahkan orang lain. Setidaknya, sekali lagi, ciri khas tersebut merupakan pendapat saya.
Orang dewasa seperti saya perlu memahami ciri-ciri tersebut. Tidak hanya agar kita dapat mengarahkan anak menjadi lebih baik, namun juga menjadi bahan introspeksi terbaik. Saya dapat becermin dari ciri khas anak-anak, yang mudah dilihat dari tingkah polahnya.
Jika saya masih punya rasa egois yang tinggi berarti saya masih seperti anak-anak. Jika saya masih sulit diatur atau sulit taat aturan, dalam pekerjaan misalnya, maka saya masih seperti anak-anak. Jika saya melakukan kesalahan dan orang lain mengkritiknya, namun saya mengulangi kesalahan tersebut apalagi dengan sengaja, maka saya juga seperti anak-anak.
Jika cara berpikir saya masih pendek sehingga mudah menganalisis suatu peristiwa secara sembrono, asal-asalan, maka saya tak boleh marah ketika orang lain menganggap saya seperti anak-anak.Â
Nah, jika saya masih ngambekan, mudah menyalahkan orang lain, dan rewel ingin ini itu, maka saya pun tak boleh berkecil hati jika disebut sebagai anak-anak.
Becermin dari tingkah polah anak-anak yang masih membutuhkan bimbingan dan proses belajar sangat penting bagi saya. Setidaknya jangan sampai saya disebut anak-anak atau anak kecil karena ciri khas di atas. Karakter saya, ciri khas saya sebagai orang dewasa, harus berbeda dengan anak-anak.
4. Agar saya bisa menjadi seperti anak-anak untuk hal-hal ini!
Saya ingin menyebutkan beberapa ciri khas lain dari anak-anak, seperti berikut: 1. Punya rasa keingintahuan (kuriositas) yang tinggi. 2. Suka bergerak aktif dan kreatif. 3. Apa adanya, ceplas-ceplos, benar-benar jujur dari hati, 4. Tak pernah berhenti belajar dari banyak hal, meski kadang harus terluka (misalnya jatuh dari sepeda, tapi bangkit kembali dan belajar naik sepeda lagi.)
Nah, untuk hal-hal di atas, saya ingin seperti anak-anak. Saya di masa dewasa ke tahap menua ini tetap ingin punya rasa kuriositas yang tinggi, belajar dari banyak hal tanpa henti.Â