Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini 5 Cara Mudah Atasi Pekerjaan yang Terasa Sulit

27 Oktober 2020   17:36 Diperbarui: 29 Oktober 2020   05:02 1409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menyelesaikan pekerjaan. (sumber: pxhere.com)

Sore ini saya baru saja menuntaskan hobi saya nonton film. Bukan melalui layar bioskop, cukup lewat layar ponsel saya. Filmnya bagi saya sangat menarik, inspiratif, dan mengingatkan saya pada makna suatu pekerjaan. Judul filmnya, A Private War.

Film tersebut mengisahkan seorang jurnalis perang yang luar biasa, melawan rasa takutnya sendiri dan berani menantang bahaya. 

Meliput peperangan di daerah-daerah konflik sudah menjadi pekerjaan rutinnya, dan ia lakukan dengan semangat yang sangat mengagumkan. Meski pada akhirnya sang jurnalis tewas saat ingin menuntaskan pekerjaannya, namun ia meninggalkan inspirasi yang sangat dalam bagi banyak orang.

Sebelum menonton film ini, beberapa hari lalu saya juga menikmati satu film yang inspiratif. Judulnya, Whiplash, mengisahkan seorang drumer muda sangat berbakat yang ditantang guru musiknya untuk melampaui batas kemampuannya. 

Tantangan yang sangat berat yang membuat tangannya terluka hingga berdarah, namun pada akhirnya ia mampu menuntaskan pekerjaannya.

Setidaknya dua film tersebut menginspirasi saya untuk menuliskan artikel sederhana ini, tentang cara mengatasi pekerjaan yang sulit. Ini beberapa poin yang dapat saya tuliskan.

1. Hargai waktu, jangan remehkan!

Kebetulan saya pernah bekerja di dunia jurnalistik, bukan sebagai jurnalis, tapi sebagai editor bahasa. Namun, saya sangat memahami, jika tidak bisa menghargai waktu maka pekerjaan yang kita lakukan akan sia-sia. 

Saya ambil contoh kembali dari kisah film di atas. Jika jurnalis perang tidak tahu waktu kapan ia meliput suatu berita, maka ia akan kehilangan momen terbaiknya.

Untuk bisa menaklukkan pekerjaan yang sulit maka hargailah waktu yang ada, jangan remehkan! Suatu pekerjaan yang tidak enteng-enteng saja biasanya membutuhkan waktu lama untuk kita dapat menyelesaikannya. Jika bisa dimulai saat ini maka segera lakukan pekerjaan itu dan jangan ditunda untuk esok hari.

2. Usir rasa bosan, jangan jadikan beban!

Pekerjaan yang mudah bisa menjadi terasa sulit jika kita sedang terserang rasa bosan. Bahkan, pekerjaan itu bisa menjadi beban karena terasa lama diselesaikan, dengan situasi dan kondisi hati yang tak enak.

Saat ini pun saya bisa mudah terpancing untuk mengerjakan pekerjaan yang membosankan karena mengedit naskah yang temanya itu-itu saja. 

Penyuntingan yang sebenarnya terasa mudah bisa menjadi menyulitkan jika saya tidak bisa menepis kejenuhan lalu menghadirkan sukacita dalam bekerja.

Mendengarkan musik sambil mengedit, misalnya, saya lakukan. Selingan nonton bola tengah malam juga saya nikmati. Tak ketinggalan, rutin menonton film yang menjadi kesukaan saya, sengaja saya lakukan agar rasa bosan tidak menghalangi apa yang saya kerjakan. 

Sesekali melontarkan candaan kepada keluarga juga bisa menjadi terapi ampuh untuk mengubah kebosanan menjadi semangat untuk menyelesaikan pekerjaan.

3. Aktif mendisiplinkan diri

Pekerjaan bisa tidak tuntas jika kita tidak bisa aktif mendisiplinkan diri sendiri. Dengan kata lain, jangan orang lain yang aktif meminta kita disiplin agar suatu proyek tidak merugikan tim kerja karena kita ceroboh atau tidak taat aturan. Kesadaran harus tumbuh dari dalam diri sendiri, bukan?

Untuk bisa menyelesaikan pekerjaan yang terasa sulit maka saya harus berdisiplin diri. Jika saya ditarget untuk menyelesaikan satu bagian buku harus tuntas dalam satu minggu maka saya harus berdisiplin diri. 

Setidaknya saya tidak abai dengan target tersebut, juga tidak boleh meremehkan aturan-aturan yang telah disepakati bersama. Cara ini akan memudahkan saya mengatasi pekerjaan yang diberikan, apalagi jika pekerjaan tersebut terasa sulit untuk ditaklukkan.

4. Pelajari seluk-beluk pekerjaan dengan cermat

Salah satu kata yang tak boleh dilupakan jika kita sedang bekerja adalah: cermat! Kecermatan menentukan keberhasilan dalam pekerjaan, apalagi pekerjaan yang diberikan kepada kita tergolong dalam strata sulit. Saya menyadari betul hal ini sehingga sebelum mengerjakan suatu proyek, saya mempelajari seluk-beluk pekerjaan yang harus saya kerjakan.

Jika pekerjaan itu berkaitan dengan penyuntingan, saya mencermati topiknya hingga memperhatikan gaya bahasa yang digunakan penulis. 

Saya lalu mencoba mengenali pada bagian mana saja yang rawan kesalahan dan harus diperbaiki, juga bagian mana yang perlu didiskusikan dengan penulis. Itu hanya contoh saja, dan tentu kasusnya akan berbeda dengan Anda yang punya jenis pekerjaan tak sama dengan saya.

5. Yakin saja bisa!

Percaya diri. Yakin. Hilangkan keraguan. Ungkapan-ungkapan tersebut mungkin sering Anda dengar dan baca. Memang demikianlah adanya. Harus yakin bisa mengatasi pekerjaan yang sulit sebelum kita mengerjakan hingga detailnya. 

Jika saya tidak yakin bisa mengedit suatu naskah yang sulit maka saya tidak akan bisa menyelaraskan bahasa dengan baik. Kesalahan sangat mungkin terjadi bahkan naskah tidak akan dapat saya edit tepat waktu.

Sebelum saya menerima suatu proyek naskah untuk diedit atau ditulis maka hal pertama yang saya lakukan antara lain adalah meyakinkan diri sendiri bahwa saya bisa menuntaskannya. Cara ini akan membuat mudah pekerjaan saya, meski pekerjaan itu terasa sulit pada awalnya.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat untuk Anda dan kesuksesan di bidang kerja yang Anda geluti terus-menerus dapat Anda rasakan bersama keluarga tercinta.

Salam inspirasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun