Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini Enaknya Menjadi Bos untuk Diri Sendiri

11 Oktober 2020   14:02 Diperbarui: 13 Oktober 2020   07:18 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menjadi seorang bos. (sumber: pixabay.com/geralt)

1. Bos Tidak Mau Bawahannya Telat Kerja

Kesuksesan diawali dengan menghargai waktu. Termasuk dalam bekerja. Seorang bos yang baik tidak mau bawahannya bekerja asal-asalan, tidak efisien, dan menghambur-hamburkan waktu dengan percuma. Salah satu cara yang sering dilakukan atasan yang baik adalah mengingatkan bawahannya untuk tidak terlambat ngantor.

Menghargai waktu dimulai dari datang ke tempat kerja tanpa terlambat. Bahkan, beberapa kantor menerapkan sanksi, karyawan yang telat, gaji dipotong! Belajar dari contoh ini, jika saya ingin menjadi bos bagi diri sendiri maka saya tidak akan membiarkan diri saya terbiasa telat dalam bekerja.

Meskipun tidak ada yang memarahi saya jika saya tidak tepat waktu dalam menulis, tapi saya membiasakan diri untuk menaati deadline yang saya buat sendiri. 

Bekerja di rumah, tanpa atasan secara formal, saya tetap punya target kapan suatu pekerjaan bisa saya tuntaskan. Waktu sangat berharga bagi saya. Sebagai bos untuk diri sendiri saya berusaha menjadi atasan yang baik bagi diri saya.

2. Bos akan Marah Jika Bawahannya Kerja "Nggak Bener"

Pekerjaan, apa pun jenisnya, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Rezeki datang setelah kita bekerja dengan baik, sepenuh hati, tidak setengah-setengah. Meski bekerja di rumah, dan memiliki fleksibilitas waktu serta kebebasan, saya tidak mau bekerja asal-asalan.

"Bekerja saja dengan benar, meski pekerjaan itu sungguh sangat sederhana bagi dirimu!" Itu prinsip yang selalu saya coba pegang. Tidak ada yang memerintah saya, tidak ada juga yang mengharuskan saya bekerja dengan target tertentu, dan harus dikerjakan dengan benar.

Saya sendirilah yang memerintah diri saya untuk bekerja dengan benar. Saya pun akan marah dengan diri saya sendiri jika saya tidak dapat memenuhi target yang saya tetapkan sendiri. Terdengar berlebihan? Tidak juga.

Seandainya saya menargetkan satu bulan menyelesaikan dua naskah buku, maka saya sebisa mungkin menuntaskannya. Menjadi bos untuk diri sendiri maka saya harus cerdas mengelola diri agar dapat memenuhi target yang saya tetapkan sendiri. Kemarahan atau mungkin kekecewaan akan muncul ketika saya gagal memenuhi target.

3. Bos yang Baik Mengenali Kemampuan dan Kelemahan Diri Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun