Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Kata-kata Inspiratif 3 Pelukis Dunia!

20 September 2020   15:13 Diperbarui: 20 September 2020   15:19 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PABLO PICASSO (widewalls.ch)

Ungkapan populer "rumahku istanaku" sangatlah tepat sebagai pengingat saya, mungkin juga Anda, di masa pandemi corona ini. Banyak aktivitas dijalankan di rumah, mulai dari bekerja, belajar, dan beribadah. 

Rumah menjadi terasa semakin bermakna dibandingkan dengan situasi dan kondisi sebelum badai Covid-19. Bisa kita bayangkan jika kehidupan di dalam rumah, yang bisa diibaratkan sebagai istana kecil, tidak nyaman, maka aktivitas di dalamnya sangatlah menyiksa.

Saya memang sudah terbiasa bekerja di rumah. Itu kalau Anda menganggap orang yang bekerja di rumah merupakan pekerja, bukan penganggur. Sekarang, anak-anak juga sudah terbiasa belajar atau kuliah daring di rumah. Canda tawa juga berbagi cerita pun mewarnai kehidupan di dalam rumah.

Khusus untuk saya, ada ruang-ruang tersendiri di rumah yang mampu membangkitkan inspirasi. Setidaknya, di bagian halaman kecil rumah saya, ada taman mungil dengan kolam ikan sederhana dilengkapi pancuran berbentuk kendi warna hitam. Tanaman, terutama bunga, dengan suara gemericik air mengalir dari kolam kecil membuat hati saya tenang. Jika saya stres, cukup melihat taman kecil itu dan pikiran pun terasa adem. Sering kali inspirasi menulis juga bermula dari taman kecil di halaman rumah saya.

Masuk ke dalam, ruang tamu. Di sinilah saya sering mengetik, menghidupkan laptop mengembangkan ide maupun pendapat dalam tulisan. Menulis di ruang tamu sambil melihat taman kecil saya, seakan memunculkan energi lebih untuk berkarya. Apalagi, di ruang tamu sengaja saya pasang sebuah lukisan, tentang pemandangan alam.

Bukan lukisan yang mahal. Saya cukup membelinya di galeri pinggir jalan. Namun, lukisan itu bisa menyejukkan hati. Melihat alam pegunungan yang ditampilkan dalam lukisan itu seakan membawa saya ke suasana pedesaan. Terbentang sawah dengan padinya yang sudah menguning, dan rumah kecil di bawah pohon rindang. Kali kecil di antara dua sawah, dengan tanaman liar di pematangnya, mengingatkan saya di masa-masa kecil bermain dan bercanda dengan kawan sebaya di sebuah desa di Jogja.

Melihat lukisan di ruang tamu, saat saya santai menikmati hari Minggu nan indah ini, mengingatkan saya akan hebatnya para pelukis yang bisa menggoreskan beragam warna bermakna. Pelukis dan penulis terasa punya kesamaan arti, yakni berkarya untuk keindahan. Satu lewat kuas di atas kanvas, satunya lagi lewat pena atau laptop yang melahirkan banyak kata penuh arti.

Untuk melengkapi indahnya hari Minggu ini, saya jadi terdorong untuk mencari inspirasi dari para pelukis dunia. Setidaknya ini yang bisa saya tuliskan.

1. Leonardo da Vinci

Pelukis asal Italia ini lahir pada 1452 di Firenze dan wafat pada 1519 di Clos Luce (Prancis). Karyanya yang sangat terkenal berjudul Mona Lisa dan juga Last Supper (Perjamuan Terakhir). Melalui pelukis hebat ini saya bisa mengambil makna tentang belajar dalam hidup, tentang kesederhanaan, juga tentang memanfaatkan waktu. Leonardo da Vinci mengatakan, "Belajar tidak pernah melelahkan pikiran." Itu mengingatkan saya agar tidak berhenti belajar dari pengalaman, belajar dari peristiwa sehari-hari, juga belajar dari karya-karya orang lain.

Tentang kesederhanaan, sang pelukis hebat ini mengatakan, "Kesederhanaan adalah kecanggihan yang utama." Bagi saya, kesederhanaan juga mendekatkan saya dengan kerendahan hati, tidak mudah lupa diri ketika apa yang saya lakukan menuai hasil yang positif. 

Penting juga untuk saya ingat bahwa selama proses berkarya itu maka memanfaatkan waktu menjadi penting. Leonardo da Vinci mengungkapkan, "Waktu bertahan cukup lama bagi mereka yang memanfaatkannya." Bisa memanfaatkan waktu dengan baik, bagi saya, sangat berarti ketika saya hendak menghasilkan banyak karya melalui tulisan.

2. Pablo Picasso

Pelukis aliran kubisme asal Spanyol ini lahir pada 1881 di Malaga dan wafat pada 1973 di Prancis. Karya terkenalnya, Les Demoiselles d'Avignon, dianggap sebagai sumber inspirasi lukisan kubisme. 

Pelukis revolusioner pada abad ke-20 ini mengingatkan saya akan pentingnya arti dan tujuan hidup yang saya jalani. Picasso mengatakan, "Arti hidup adalah menemukan hadiah Anda. Tujuan hidup adalah untuk memberikannya." Ia juga mengingatkan pentingnya semangat dalam berkarya, juga tindakan atau aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Picasso mengatakan, "Jika semangat Anda menurun, lakukanlah sesuatu. Jika Anda telah melakukan sesuatu keadaan tidak berubah, lakukanlah sesuatu yang berbeda. Dan, aksi adalah kunci dasar untuk semua kesuksesan." 

Semangat dan tindakan menjadi dua sahabat penting dalam hidup saya, apalagi di masa-masa sulit. Tanpa semangat dan bertindak dengan bijak maka situasi dan kondisi yang sering kali menakutkan karena corona, misalnya, akan mudah membuat saya menyerah. Jangan sampai itu terjadi.

3. Salvador Dali

Pelukis Spanyol ini lahir pada 1904 di Figueres dan wafat pada 1989. Salvador Dali dikenal sebagai pelukis beraliran surealisme. Karyanya yang paling populer berjudul The Persistence of Memory. 

Melalui pelukis ini saya belajar tentang kejujuran dalam berkarya. Dali mengatakan, "Melukis adalah sebuah kejujuran seni, tidak ada kemungkinan untuk menjiplak." Jujur dalam berkarya, bagi saya merupakan energi yang memudahkan jari-jemari ini mengalirkan kata demi kata hingga tersusun satu tulisan yang bisa dibaca.

Menulis juga melukis saya rasa sama, merupakan ekspresi kejujuran, yang pada akhirnya akan memberikan kebahagiaan bagi penciptanya. Tujuan akhirnya tentu saja adalah kebahagiaan. Jika tidak bahagia dalam berkarya maka berhenti saja menulis daripada jiwa tertekan dan pada akhirnya membawa petaka, stres maupun depresi.

Satu lagi yang penting yang bisa saya ambil inspirasinya dari pelukis ini, yakni ambisi. Berkarya tetaplah harus dilandasi ambisi, namun ambisi yang terkendali. Ambisi untuk meraih kesuksesan, keberhasilan, atau ambisi untuk bisa menginspirasi orang lain dengan karya demi karya, sangatlah penting saya perhatikan. 

Dali mengatakan, "Kecerdasan tanpa ambisi bagaikan seekor burung tak bersayap." Cerdas dalam berkarya dilandasi ambisi yang tepat maka semoga berujung pada rezeki yang tak pernah putus, berujung pada manfaat bagi banyak orang, dan pada akhirnya berujung pada cinta dan kebahagiaan tak bertepi.


Salam inspirasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun