Poin 5, untuk menakar seberapa tulus kita membaca karya orang lain. Ketika saya membaca artikel orang lain, saya tidak mengharapkan balas jasa. Saya tidak mewajibkan penulis yang karyanya saya baca juga harus membaca karya saya. Apalagi saya mengharap penulis tersebut memberikan tanggapan atau memuji tulisan saya. Tidak.
Saya membaca ya membaca saja. Membaca dengan tulus bahkan memberikan apresiasi kepada para penulisnya tanpa mengharapkan "imbalan" atau balas jasa. Seorang penulis ketika menayangkan karyanya itu sebenarnya sudah memberikan yang terbaik, yang diharapkan dapat menginspirasi atau memberi informasi kepada banyak orang. Jangan dibebani lagi dengan kewajiban untuk membaca karya kita sendiri.
Biarlah proses alami terjadi. Jika tulisan kita berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan para pembaca, pasti apa yang kita ciptakan punya tingkat keterbacaan yang baik. Tak perlu memaksa orang lain membaca tulisan kita, dengan cara-cara konyol dan tidak berkelas. Membaca karya orang lain dengan tulus, tanpa pamrih, juga akan membantu kita menjernihkan hati dan pikiran, bahkan kita mendapatkan wawasan atau ilmu baru dari tulisan yang kita baca.
Cukup ya. Lima poin saja. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi Anda untuk membuat artikel yang lebih keren dan lebih inspiratif. Salam sehat, salam persahabatan lewat karya-karya yang saya tuliskan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H