Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Agustusan, Masa Lalu dan Masa Kini

16 Agustus 2020   17:40 Diperbarui: 16 Agustus 2020   17:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agustusan atau sering juga disebut Tujuhbelasan merupakan kata yang bermakna untuk saya. Terkait masa lalu dan masa kini. Ada kisah tersendiri yang tak akan pernah saya lupakan. Itu karena di masa lalu setiap Agustusan saya sibuk atau sok sibuk.


Tentu saja sudah lama peristiwa itu. Masa-masa muda ketika SMA hingga kuliah, di Jogja, setiap Hari Kemerdekaan, banyak acara diselenggarakan. Saya ikut menjadi panitianya, baik itu di tingkat RW maupun kelurahan.


Banyak lomba disuguhkan, seperti yang sudah kita semua tahu. Ada lomba makan kerupuk, lari kelereng, hingga lomba balap karung. Seru. Banyak kawan tertawa ceria. Acara Tujuhbelasan seakan menjadi momentum pemersatu antarwarga, antarkampung.


Tidak hanya menjadi panitia, saya juga membuat operet kemerdekaan. Para pemainnya ya teman-teman sendiri, para pemuda yang kala itu tergabung dalam Karang Taruna atau organisasi pemuda di tingkat RT atau RW.


Tidak pernah sepi kegiatan jika ada Agustusan. Ibu-ibu pun turut serta menyelenggarakan bazar, menjual aneka rupa makanan, baju, dan lain sebagainya. Jalan kampung ditutup untuk membuka lapak dagangan.


Itu sekilas pengalaman masa lalu tentang perayaan peringatan Hari Kemerdekaan. Saya tidak akan pernah melupakannya, masa-masa yang indah di Yogyakarta.


Melompat kemudian di masa kini. Hari Kemerdekaan di tempat tinggal saya, daerah Depok Jawa Barat, sebelum pandemi juga diperingati dengan berbagai lomba. Mirip dengan yang diadakan di Jogja juga tentu saja daerah lainnya. Namun, tetap saja kesan masa lalu tak bisa terhapuskan, karena di masa-masa dulu saya benar-benar sangat aktif. Mungkin bawaan darah muda, masa-masa yang indah untuk berkarya dalam beragam bentuk yang positif.


Kini, di tahun 2020, bangsa Indonesia juga memperingati Hari Kemerdekaan. Genap sudah 75 tahun kita merdeka. Kali ini sangat spesial karena hadirnya pandemi corona. Wabah Covid-19 mewarnai peringatan Hari Kemerdekaan di berbagai wilayah. Ada keterbatasan gerak, ada aspek kewaspadaan, agar berbagai aktivitas lomba untuk mengisi peringatan Hari Kemerdekaan tidak terpapar Covid-19.


Di tempat tinggal saya memang tidak diadakan acara Agustusan. Sepi. Tidak seperti tahun lalu yang masih meriah dengan aktivitas berbagai lomba, baik yang diikuti anak-anak maupun orang dewasa.


Namun, agak bergeser ke tempat lain, masih tidak jauh dari rumah saya kini, ada aktivitas seru dan menyenangkan para warga mengadakan berbagai lomba dan kegiatan. Tepatnya, di tempat tinggal kawan baik saya. Di daerah perbatasan Depok dan masuk Kabupaten Bogor, di sebuah kampung yang asri sejuk, masih jauh dari keramaian pusat kota.


Anak-anak, orang dewasa, dan tentu saja orang tua memperingati Hari Kemerdekaan dengan beraneka macam kegiatan. Tetap memperhatikan protokol kesehatan, keceriaan anak-anak, remaja, dan orang dewasa mewarnai perayaan Hari Kemerdekaan. Indonesia merdeka tetaplah tak boleh sepi, harus terus berdenyut, dan salah satu caranya dengan mempersatukan warga lewat berbagai acara.

Lomba paling populer, makan kerupuk. (Foto: Dok. Pribadi, 15/08/2020)
Lomba paling populer, makan kerupuk. (Foto: Dok. Pribadi, 15/08/2020)

Pandemi Covid-19 memang harus diwaspadai, namun tetap tak boleh terkesan sangat menakutkan. Memperingati Hari Kemerdekaan di masa pandemi setidaknya masih bisa membawa senyum bahagia di tengah-tengah aneka rupa kesedihan dan kesulitan.


Keceriaan anak-anak dan orang dewasa sebagai bentuk rasa syukur warga jangan sampai diartikan sebagai bentuk menganggap enteng virus corona. Ini hanya sebagai bentuk curahan hati, kecintaan warga terhadap bangsa dan negaranya.

Anak-anak tetap jaga jarak, memperhatikan protokol kesehatan, dan diawasi orangtua. (Foto: Dok Pribadi, HUT 75 RI)
Anak-anak tetap jaga jarak, memperhatikan protokol kesehatan, dan diawasi orangtua. (Foto: Dok Pribadi, HUT 75 RI)

Aneka bentuk permainan atau lomba, juga kegiatan bersih-bersih kampung, seperti yang dilakukan kawan saya dan teman-temannya di Kabupaten Bogor ini setidaknya menjadi inspirasi untuk kita semua; bahwa perayaan peringatan Hari Kemerdekaan tetap bisa membahagiakan seluruh bangsa Indonesia.


Dari aktivitas warga dalam memperingati Hari Kemerdekaan, semoga kita mendapatkan energi untuk terus mengisi hari demi hari di masa pandemi. Jangan sampai momentum krisis ini mematikan hati dan pikiran kita yang sudah merdeka. Jangan sampai momentum krisis ini melemahkan semangat atau motivasi untuk hidup lebih baik.


Bahkan, momentum krisis yang bersamaan dengan momentum peringatan Hari Kemerdekaan bisa menjadi saat yang tepat untuk kita berkreasi lebih kreatif lagi. Kita sumbangkan hasl karya di bidang kita masing-masing untuk mengisi hari demi hari dengan merdeka, terbebas dari kekangan, termasuk kekangan yang sebenarnya berasal dari diri kita sendiri.


Ajakan Presiden Joko Widodo untuk "membajak momentum krisis" semoga semakin memberi energi untuk kita bekerja keras dan cerdas, tidak mudah menyerah, dan kita tetap punya semangat juang yang tinggi. Mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan, menolong sesama yang masih merasakan kesulitan, atau selalu menjaga kesehatan diri serta keluarga merupakan beberapa cara yang bisa kita praktikkan setiap hari.


Sekali merdeka tetap merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun