Siang ini (Sabtu, 15/8/2020), sebenarnya saya tidak berencana menulis tentang bola. Namun, karena ada kejutan di waktu dini hari tadi, dan tidak saya sangka sebelumnya, maka spontan saja saya ingin menuliskannya. Kejutan di dunia sepak bola, tepatnya Liga Champions, lebih khusus lagi, pertarungan antara Barcelona dan Bayern Muenchen.
Setidaknya, kejutan dari sudut pandang saya, karena tidak saya duga sebelumnya Blaugrana, julukan tim besar sekaliber Barcelona, kalah telak 2-8 dari Bayern. Seandainya kalah dengan skor wajar, misalnya 0-1, 1-2, atau mungkin 3-4, saya masih menganggapnya biasa-biasa saja, wajarlah.
Itu karena sebenarnya kedua tim merupakan klub besar, sama-sama punya nama besar, dan sama-sama kuat. Di kedua kesebelasan bertabur bintang sepak bola yang memungkinkan pertandingan berlangsung seru alias sengit. Namun, itulah sepak bola! Megabintang sekelas Lionel Messi pun harus sesekali berada pada performa yang kurang maksimal.
Apa yang bisa saya dapatkan dari menonton siaran langsung Liga Champions dini hari tadi? Pertama, kejutan! Saya terkejut karena Barca demikian ambyar (luluh berantakan). Tidak hanya mengalami kekalahan, namun juga merasakan kegagalan besar, kalah telak.Â
Hal ini saya yakin juga menjadi kejutan banyak orang yang suka nonton bola. Padahal, sebelum pertandingan ini pun, banyak pihak termasuk komentator bola berpendapat, inilah final yang terlalu dini di Liga Champions.
Dianggap sebagai sebuah final tentu saja para penikmat bola berharap akan menyaksikan pertandingan yang seru, jual beli serangan, atau saling balas dalam mencetak gol.Â
Namun, harapan, dugaan, bayangan, atau impian tidaklah menjadi kenyataan. Nama besar, klub raksasa pun, pada momen-momen tertentu harus menikmati kekalahan, kegagalan, bahkan harus merasakan pahitnya mendapatkan kegagalan yang besar.
Banyak tulisan tentang pertandingan tadi pagi yang sudah tayang, menghiasi berita-berita daring (online), menganalisis dari banyak sisi dunia sepak bola. Saya tidak akan lebih dalam masuk ke area teknis, latar belakang, atau sejarah pertandingan di Liga Champions. Saya lebih suka mengambil sudut pandang inspirasinya.
Sebagai klub besar, Barcelona sebenarnya tidak hanya kali ini mengalami kekalahan. Tentu saja di waktu-waktu sebelumnya, El Barca pun menjalani pertandingan yang berakhir dengan kekalahan. Tak hanya Blaugrana, Die Roten julukan Bayern, meski menorehkan prestasi besar dini hari tadi, di pertandingan-pertandingan lain juga pernah mengalami kekalahan.
Klub sekelas Real Madrid, Liverpool, Juventus, atau nama besar lainnya di dunia sepak bola, juga pernah mengalami kekalahan dari serangkaian pertandingan yang dilakoni. Namun, meski mengalami kegagalan, klub besar tersebut tetaplah besar, tidak menjadikan mereka kecil.
Itulah alasan kedua saya menuliskan hal ini. Selain kejutan, saya juga mengambil makna lain, bahwa sang juara tidaklah selalu menjadi juara. Ada masa-masa mereka mengalami kekelaman, kegagalan, bahkan kekalahan telak.Â
Namun, mereka punya mental juara. Di lain waktu, setelah mengalami kegagalan, mereka punya cara-cara untuk bangkit. Mereka tidak kehilangan nyali sebagai juara, tidak terus-menerus berada dalam kesedihan.
Sang juara, seperti Barcelona yang kalah tadi pagi, tetap memiliki kecerdasan dan kreativitas untuk bangkit. Meskipun ambyar, hancur berkeping-keping, mereka akan move on, bangkit kembali dari kegagalan, dan bisa menjaga nama besar.Â
Pertandingan demi pertandingan lainnya yang akan dilakoni, baik di level domestik maupun Eropa bahkan dunia, menjadi ajang pembuktian bahwa Blaugrana merupakan tim sukses, besar, dan tetap ditakuti lawan.
Hal itu juga akan dilakukan Real Madrid, misalnya, yang juga sedang mengalami kegagalan di Liga Champions setelah kalah bersaing dengan Manchester City. Tim besar lain pun akan melakukan hal yang sama, yakni berbenah diri, dan bangkit dari kegagalan, untuk melanjutkan pertandingan demi pertandingan berikutnya.
Terinspirasi dari banyak klub besar yang sering menang dan sesekali harus mengalami kekalahan, menjadi alasan ketiga saya menuliskan hal ini. Hidup tidak selamanya mudah, sesekali harus kalah. Hidup tidak selalu membawa kabar baik, sesekali menunjukkan sisi-sisi yang mengejutkan, dalam bentuk pengalaman buruk, bahkan sangat buruk.
Namun, hidup harus terus ditapaki, dijalani, karena pada hakikatnya, saya mendapatkan karunia hari demi hari untuk menjadi pribadi yang bermakna. Lionel Messi dkk bolehlah hari ini menjadi orang-orang kalah, bahkan mungkin dicaci maki oleh para penggemarnya. Namun, mereka akan tetap kembali hadir untuk para pencinta bola, dan memberikan kemenangan demi kemenangan yang didambakan.
Kegagalan tidak seharusnya menjadikan saya minder, kecil hati, atau kehilangan optimisme. Kekalahan atau kegagalan seharusnya membuat saya lebih pintar dari sebelumnya, lebih cerdas dari pengalaman masa lalu, dan "lebih cantik menggocek" setiap tantangan baru.
Itulah yang ingin saya tuliskan. Inspirasi tanpa batas dari dunia sepak bola seperti Liga Champions kali ini tetap akan menemani pengalaman saya, dalam situasi kalah-menang, dan mengajari saya cara-cara baru ketika harus bangkit dari situasi buruk.
Ambyar, Blaugrana? Tak masalah karena masih ada hari esok yang lebih baik dari hari ini.
Salam inspirasi! Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H