Sekilas judul di atas tidak bermutu, biasa-biasa saja. Namun, ungkapan tersebut kadang diucapkan orang, terutama yang gemar menulis. Ungkapan itu pun kadang juga terucap dari bibir teman-teman saya ketika kami sedang asyik berdiskusi tentang proses menulis. "Tadi saya mau nulis, tapi saya lupa mau nulis apa. Tidak sempat mencatat idenya karena tadi barengan ada keperluan lain."
Ternyata, malam menjelang pagi ini pun, saya mengalaminya. Sebenarnya bukan pertama kali sih, beberapa kali saya lupa mau menulis tentang apa, padahal sudah ada niat untuk menulis. Jadi, sebagai pengganti tulisan yang telah hilang itu, saya menuliskan tema sangat sederhana ini.
"Lupa mau nulis apa" bisa terjadi ketika saya mendapat ide dan tidak buru-buru mencatatnya, baik itu mencatat di selembar kertas atau menyimpannya di ponsel. Bisa juga terjadi, seperti hari ini saya alami, ada beberapa ide di siang hari tadi, dan saya masih difokuskan dengan pekerjaan lain.
Itulah yang melandasi saya, ketika membuka laptop dan ingin menulis, spontan terucap, "lupa mau nulis apa"; sambil pikiran saya terus sibuk mengingat-ingat topik apa yang ingin saya tulis.
Apalagi, pagi ini pun, pikiran saya lebih sibuk mengingat jadwal tontonan Liga Champions. Setidaknya hanya sedikit yang bisa mengganggu aktivitas menulis saya, salah satunya adalah sepak bola. Jika ada siaran langsung sepak bola dan saya menyukainya maka saya mendahulukan nonton bola ketimbang menulis.
Apakah saya salah? Bagi saya tidak. Dari hasil menonton bola lewat siaran langsung di televisi, saya mendapatkan banyak ide, dan beberapa di antaranya bisa segera dituliskan. Namun, tak jauh-jauh amat dari tema inspirasi karena tema inilah yang saya suka.
Nah, karena saya lupa mau nulis apa, karena beberapa hal, maka saya harus pintar-pintar mencari topik pengganti. Sering kali topik penggantinya malah saya dapatkan tak terduga. Seperti tulisan ini, semoga masih bisa dinikmati ya, judul yang sangat "nggak banget", yang mungkin tidak sesuai dengan harapan Anda, pembaca artikel ini.
Kata 'lupa' tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Ada sisi baiknya, ada pula sisi buruknya. Secara alami, kita dianugerahi 'lupa' sehingga tidak terbebani dengan banyak pengalaman buruk semasa kecil, remaja, hingga dewasa. Kata ini juga bisa sebagai pengingat kita untuk lebih cerdas mengingat-ingat hal yang penting dalam hidup.
Caranya, bisa dengan mencatat poin-poin penting jika kita akan mengembangkan ide. Dalam kehidupan yang lebih luas, kita juga bisa mencatat banyak momen penting, seperti awal mula bertemu pasangan hidup atau momen-momen kebahagiaan lainnya. Kita bisa mencatatnya dalam buku agenda atau buku khusus yang menyimpan memori-memori yang tak boleh terlupakan.
Jika kita ingin lebih serius, 'lupa' menunjukkan sisi-sisi kelemahan pikiran kita. Dengan kata lain, begitu banyak hal yang harus kita pikirkan sehingga kita bisa lupa akan hal lainnya. Di sinilah kita perlu cerdas dan kreatif dalam mengelola pikiran sehingga hal-hal yang seharusnya kita ungkapkan dalam bentuk beragam karya, tidak hilang begitu saja.
Penyebab lupa mau nulis apa, menurut pengalaman pribadi saya, sebagian besar diakibatkan penuhnya pikiran. Orang sering mengatakannya, "Jangan banyak pikiran, nanti stres." Namun, pada suatu ketika memang kita tidak bisa terbebas dari banyak persoalan dan itu terasa memberatkan pikiran.