Mudah lupa akan satu atau dua hal bisa terjadi dalam situasi seperti ini. Untuk bisa produktif dan kreatif, kita harus pintar-pintar mengelola pikiran agar tidak terlalu penuh. Harus ada ruang kosong untuk keseimbangan, dan ruang kosong inilah, yang memungkinkan ide-ide baru singgah sejenak, lalu kita olah menjadi tulisan. Itu jika kita memang hobi menulis. Untuk orang yang tidak bisa menulis, ide yang sejenak mampir di ruang kosong tersebut bisa diolah menjadi bentuk-bentuk pekerjaan yang bermanfaat.
Lupa mau nulis apa juga bisa saya alami ketika saya kelelahan. Dalam situasi seperti ini, jika banyak ide mampir ke dalam pikiran, beberapa saat kemudian ide-ide tersebut bisa hilang begitu saja. Jika saya tidak buru-buru mencatatnya maka saya akan mengalami lupa lagi, lagi, dan lagi.
Sesekali lupa mau nulis apa tak masalah bagi saya. Itu karena hal tersebut frekuensinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan karya demi karya yang saya tulis. Namun, setidaknya, saya bisa merenungkan kembali akan pentingnya merawat pikiran, mengembangkan kecerdasan, dan jangan sampai membiarkan pikiran mandek.
Jika tidak terbiasa diolah atau diberdayakan, pikiran kita akan mudah sakit, setidaknya lemah, dan itu tadi, menjadi mudah lupa. Lebih parah lagi, kita akan menjadi mudah pikun sebelum lanjut usia (lansia). Menjaga kesehatan pikiran lewat berbagai cara pun harus saya perhatikan dan lakukan.
Setidaknya, tidur yang cukup. Jangan sembarang mengonsumsi makanan, dan kalau bisa, makanan yang saya santap bisa menyehatkan pikiran.
Waspadai juga hal-hal buruk yang bisa membuat pikiran terganggu. Memilih, memilah, dan mengunyah bacaan-bacaan bermutu bisa saya lakukan. Itu hanya sekadar contoh betapa pentingnya pikiran kita untuk memandu aktivitas yang kita lakukan.
Ruth Barrick Golden mengatakan, "Dengan pikiran Anda, Anda tengah membangun hidup Anda setiap hari, bahkan setiap jam. Anda sedang memahat nasib Anda sendiri." Betapa pentingnya pikiran maka saya akan terus belajar cara merawat dan mengembangkannya. Andaipun  ada lupa dalam langkah perjalanan kreatif saya maka itu akan saya jadikan pengingat bahwa saya punya sisi-sisi kelemahan yang harus saya perhatikan.
Masih lupa mau nulis apa? Semoga Anda tidak mengalaminya.
Salam inspirasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H