Bagi sebagian besar orang yang berkecukupan sangat mungkin menaruh benci kepada orang yang berutang. Namun, sebagian besar orang lainnya yang juga berkecukupan bisa memahami alasan seseorang berutang dalam suatu momen yang terpaksa, kepepet, atau mendesak.Â
Saya bisa juga mencontohkan pengalaman pribadi, betapa orang yang sukses dan hidup cukup tetap bisa bersahabat, padahal saya beberapa kali berutang.
Itu terjadi beberapa tahun lalu, ketika saya sedang dalam situasi sulit karena kehilangan pekerjaan. Seorang teman baik semasa SMA menolong saya dengan beberapa kali memberi pinjaman sejumlah uang.Â
Bahkan, pada beberapa momen sulit saya alami, dan saya terpaksa menyampaikan untuk berutang lagi. Apa respons teman saya? Apakah teman saya tersebut membenci dan memarahi saya?
Ternyata tidak. Tak terduga, ia tetap memberikan pinjaman, padahal utang sebelumnya belum saya bayar. Teman baik saya tersebut bercerita bahwa adiknya pernah mengalami kehilangan pekerjaan dan ia sangat memahami betapa sulitnya seseorang jika berada di situasi tersebut.Â
Jadi, di saat ada orang yang berprinsip sekali saja memberi utang ke orang lain, apalagi orang yang berutang belum melunasi utangnya. Sebaliknya, teman saya punya prinsip berbeda. Ia tetap memberikan bantuan kepada saya, padahal saat itu, utang saya belum lunas.
Makna penting yang bisa saya rasakan, pahami, dan bahkan membuat saya terharu, bahwa dalam situasi kehidupan yang sulit, kita juga harus berani menanggung rasa malu untuk sementara waktu.Â
Di saat-saat seperti itu, saya juga bisa mengenal dengan baik, siapa teman siapa lawan, siapa sahabat siapa kerabat. Itu karena dalam kesulitan, hanya sedikit orang yang bisa bertahan membantu kita.Â
Tak salah ungkapan bijak yang mengatakan, dalam situasi sulitlah kita bisa tahu siapa sahabat yang sebenarnya. Termasuk ketika kita menyatakan berutang, ketika kita membuka diri bahwa kita sedang berada dalam situasi sulit, di situlah kita memahami orang-orang terbaik di sekitar kita.
Jadi, berutang tidak bisa muncul begitu saja. Pasti ada landasan kuatnya, salah satunya adalah kehidupan yang sedang sulit dan tidak bisa saya atasi sendirian. Bukankah manusia pada suatu momen dalam hidupnya, tidak bisa sendirian mengatasi segalanya? Salah satu cara meminta pertolongan tersebut adalah dengan terpaksa berutang.
Sementara itu, dalam momen yang lain pun, saya juga memberikan bantuan kepada orang lain, memberi pinjaman sejumlah uang.Â