bau tanah  menguar tajam  memahat kelam jejak kematian
di bingkai kehidupan, bisikan dosa-dosa terlupa dan tak pernah luput dari ingatan langit
tetes hujan pertama, membasuh debu yang lama mematung
Tuhan tetap saja membatu di ruang hati
menunggu suara-suara lirih doa tercekat tak terucap
pelan sesal merayap seperti embun di ujung daun
basah, tapi tak mampu menghapus luka dosa
aku terdiam saat pintu terkunci
di sela gerimis  mereda,  terbersit harapan setipis kabut Â
"Mungkin, Â masih ada waktu tersisa untuk kembali,"Â bisik-Mu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!