Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Yogya Terus Berdetak lewat Komunitas dan Temu Karya Sastra

7 Juni 2024   15:10 Diperbarui: 8 Juni 2024   17:01 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rangkaian acara/Foto: dokpri Hermard

Tidak dapat dipungkiri bahwa sematan Yogyakarta sebagai kota budaya, menyebabkan berbagai institusi (dalam artian pengayom), terus menghidupkan kegiatan kesastraan/kebudayaan lewat agenda tahunan maupun temporer. 

Kepengayoman dalam dunia kesenian, khususnya kesastraan menjadi sangat penting karena adanya korelasi tak terpisahkan antara sastrawan (pencipta), penerbitan (karya), dan pembaca (kritikus).

Roland Tanaka dalam buku Systems Model for Literary Macro Theory, memaparkan bahwa pada hakikatnya karya sastra merupakan sebuah sistem yang eksistensinya erat berkaitan dengan sistem-sistem yang menjadi lingkungan pendukungnya, yaitu pengarang, penerbit, kritik, dan pembaca. 

Banyak hal yang bisa dilakukan  para pengayom dalam mendukung kegiatan sastra di Yogyakarta. Misalnya Dinas Kebudayaan menyelenggarakan lomba penulisan novel, naskah kethoprak, sandiwara radio berbahasa Jawa, berbagai workshop, dan kegiatan Temu Karya Sastra -- Daulat Sastra Jogja -  pada tahun ini memasuki tahun ke empat dengan mengangkat subtema penguatan kreasi dan inovasi sanggar-sanggar dan komunitas sastra  di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pada tahun 2023, kegiatan serupa mengangkat topik berkaitan dengan filosofi sumbu imajiner Yogyakarta, melahirkan berbagai komunitas baru: Komunitas Teater Remaja Bantul (Komatera), Komunitas Sastra Pleret, Komunitas Ujwala, Sastra Pesantren Al Imdad, Komunitas Regas Kulon Progo, Sanggar Sastra Wiwitan (Sawit), Komunitas Sastra PlayOn Gunung Kidul, dan Komunitas Sastra Samudra Sleman.

"Berbagai komunitas sastra tersebut merupakan potensi alternatif bagi anak muda Yogyakarta agar dapat  berdampingan secara kompetitif dengan sanggar atau komunitas yang sudah ada terlebih dahulu," jelas  Tedi Kusyairi, salah seorang panitia pengarah dalam pertemuan sosialisasi kegiatan (4/6/2024) di Ruang Bima, Dinas Kebudayaan DIY.

Tidak terbantahkan bahwa komunitas atau sanggar sastra berperan dalan meningkatkan daya kreativitas bersastra.

Sejak  sebelum tahun 1970-an, di Yogyakarta bermunculan komunitas sastra, misalnya Persada Studi Klub (PSK), Sanggar Bambu,  Bengkel Teater Rendra. Setelah itu hadir berbagai kelompok teater, baik di perguruan tinggi maupun kantong-kantong sastra di berbagai wilayah DIY.

"Meskipun proses kreatif penulisan sastra  bersifat individual, namun iklim sastra di Yogyakarta dibangun atas jejaring komunitas atau sanggar sastra. Ini yang kemudian menjadi perhatian dari agenda Dinas Kebudayaan.  Bahwa membangun sinergi antar komunitas atau sanggar menjadi hal yang perlu terus dijaga," ujar Adhi Satiyoko, penggerak Sanggar Sastra Jawa dan peneliti sastra  BRIN.

Bagaimanapun juga, citra Yogyakarta sebagai kota budaya, tidak dapat dilepaskan dari kegiatan kesastraan.

"Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lembaga pengayom kehidupan bersastra, selalu mengupayakan pengayaan kreasi bagi citra Yogyakarta sebagai kota kultural-edukatif yang sudah diakui dunia. Aktivasi kreasi sastrawan Yogyakarta melalui sanggar dan komunitas sastra menjadi langkah strategis untuk mengejawantahkan pengayaan kreasi bagi citra keyogyakartaan," papar Setya Amrih Prasaja, Kasie Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan DIY.

Arahan kegiatan sastra/Foto: Disbud DIY
Arahan kegiatan sastra/Foto: Disbud DIY
Temu Karya Sastra-Daulat Sastra Jogja- tahun 2024  mengusung tema Budaya Jogja Mendunia. Kegiatan yang dilakukan meliputi sambang komunitas, pembinaan cipta dan penulisan puisi-cerpen-naskah lakon dalam bentuk workshop (kemah menulis) 

Dilanjutkan  lomba penulisan karya sastra (Agustus-September), dan gelar pementasan karya sastra serta penerbitan buku pada bulan Oktober 2024. 

Peserta kegiatan merupakan wakil-wakil dari sanggar dan komunitas sastra  di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Capaian yang ingin diraih adalah penguatan kemampuan kreasi dan inovasi penulis sastra yang berbasis sanggar dan komunitas di DIY. Hasil konkretnya berupa karya tulis berbentuk cerita pendek, puisi, dan naskah lakon bertema keyogyakartaan. 

Dengan begitu, para penulis  mengembangkan keilmuan tentang kepenulisan di sanggar dan komunitas mereka masing-masing. Artinya, sanggar dan komunitas sastra di DIY akan berkembang menjadi sendi-sendi penggerak citra keyogyakartaan melalui jalur kesastraan.

"Wacana kedepan yang sedang dikomunikasikan antarkomunitas, yakni para peserta nantinya turut andil dalam memajukan industri kreatif berbasis sastra," kata Tedi.

Terkait dengan tema kegiatan, diharapkan nantinya para peserta selain mengambangakan sastra di komunitas atau sanggar masing-masing, juga produktif dalam penulisan karya sastra, mempublikasikannya dalam bentuk tulisan, baik cetak maupun online. 

Juga mengemas karya sastra dalam media lain, seperti video, pertunjukkan, film, buku, musik dan bentuk konten berbasis sastra. 

Rangkaian acara/Foto: dokpri Hermard
Rangkaian acara/Foto: dokpri Hermard
Dengan begitu, karya sastra generasi muda Yogyakarta  bertema  budaya Yogyakarta, dapat dinikmati dan didistribusikan lebih luas lagi. Tidak hanya berskala nasional, namun melalui jalur dan jejaring internasional yang mulai diakrabi oleh pelaku sastra di Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun