Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tradisi di Meja Makan

5 Februari 2024   18:12 Diperbarui: 5 Februari 2024   23:16 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makan di luar tanpa direcoki gawai/Foto: Hermard

Saya masih ingat betul saat ayah menjual sepetak tanah di Magelang, sebagian uang hasil penjualannya disisihkan, dibelikan meja makan baru untuk rumah di Yogya.

"Biar ibumu senang, dan kita punya tempat baru berbagi cerita. Nanti meja makan yang lama kita taruh di teras belakang," ujar ayah ketika itu.

Sayangnya setelah berkeluarga, saya menempati perumahan type tiga puluh enam dengan ruangan terbatas, sehingga tidak dapat menempatkan meja makan secara leluasa.

Sekarang, saya baru menyadari bahwa "tradisi" (tepatnya pelarangan-pelarangan) saat menikmati makan di meja makan, berkaitan dengan cara orang tua mendidik kami agar menghormati  makanan, menghayati cara makan yang baik, menghargai makanan yang diberikan oleh Tuhan, dan merekatkan hubungan dengan anggota keluarga serta orang tua.

Kalau sekarang mengedepan istilah Mindful Eating, dimaknai sebagai keterlibatan kesadaran penuh saat makan (Kompasiana.com) atau menghindari makan sembari melakukan hal lain, maka hal itu sesungguhnya sudah kami lakukan puluhan tahun lalu. 

Efeknya, kami selalu menikmati makanan dengan seksama, tidak menyia-nyiakan setiap suapan, dan bisa merasakan rasa masakan. Hal lainnya, kami tumbuh hingga menua dengan badan  sehat (tidak pernah sakit keras/serius), tinggi dan berat badan seimbang, body tidak melebar.

Tradisi yang mendarah daging itu menyebabkan saya tidak tergoda membalas WhatsApp atau menganggat telepon saat tengah makan, apalagi bermain game atau berselancar di berbagai kanal media online. 

Makan ala zaman now sambil bermain gawai/Foto: Hermard
Makan ala zaman now sambil bermain gawai/Foto: Hermard
Hal itu berbeda dengan generasi Z yang tak bisa lepas dari gawai, termasuk ketika tengah makan. Dari suapan pertama hingga terakhir ada saja yang dilakukan dengan gawai mereka: membalas chatt, menerima telepon, main game, menikmati tik-tok, video call, berselancar di YouTube, bahkan sambil membuat konten. 

Saat  ditanya bagaimana rasa masakannya, sebagian dari mereka menjawab: biasa aja! Ini terjadi karena  sesungguhnya mereka tidak menghayati dan merasakan  setiap suap makanan yang masuk ke mulut!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun