Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Antara Ketep, Candi Asu, dan Kabut di Selo

31 Januari 2024   10:08 Diperbarui: 31 Januari 2024   12:55 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudut warung Wedangan Selow/Foto: Hermard

"Mangga Pak mampir ngopi, dahar wonten ngandap-mari Pak ngopi, makan di warung bawah," terdengar suara ibu-ibu berasal dari deretan warung yang terletak di bagian bawah bangunan Ketep Pas saat kami berlari kecil menuju tempat parkiran mobil karena gerimis.

Deretan atap warung bawah/Foto: Hermard
Deretan atap warung bawah/Foto: Hermard
"Kita cari makan siang di Selo saja, Pak, sambil ke gardu pandang Merapi," ujar Pak Diro.

Sebentar kemudian kami berada di Jalan Ketep-Boyolali. Karena baru pertama kalinya ke Selo, saya tidak mengira kalau jalannya berliku, naik turun, dan agak sempit. Di beberapa bagian jalan terdapat tebing-tebing  dipenuhi tanaman jenis paku-pakuan. 

Meskipun hanya berjarak dua puluh kilometer, tetapi saya mengemudikan mobil lebih dari satu jam. Jalannya  begitu menantang dibandingkan kelok sembilan.  Berliku, berbelok tajam, naik turun, sempit,  banyak tikungan, ditambah hujan cukup lebat.

Sesampainya di pertigaan arah gardu pandang Selo, kami tidak jadi berbelok ke kanan. Menurut Pak Diro, percuma saja ke gardu pandang karena hujan tak reda, keindahan Merapi tak akan terlihat.     

Kemudian Ibu Negara Omah Ampiran dan Bu Diro mengusulkan mencari warung makan. Tak mudah mencari warung makan sesuai keinginan kami. Kebanyakan berupa warung bakso atau mie ayam.

Sudut warung Wedangan Selow/Foto: Hermard
Sudut warung Wedangan Selow/Foto: Hermard
Akhirnya kami tertarik dengan warung wedangan (Wedangan Selow) dengan bangunan terbuka dan halaman depan cukup luas untuk parkir mobil. Di samping kiri ada kebun berbagai macam sayuran. Letaknya persis di depan SD Negeri Gebyog.  Saat berhenti kami cemas, jangan-jangan warung ini tidak menyiapkan menu makan berat.

Kabut di Selo/Foto: Hermard
Kabut di Selo/Foto: Hermard

"Ada menu makan Mbak?" tanya Bu Diro sembari masuk ke warung.
"Ada Bu, mangga, ini daftar menunya. Ada nasi goreng, nasi ayam. Minumnya ada kopi selow, wedang gobyos," ujarnya ramah sambil membawa kedua anaknya masuk ke ruangan belakang.

Kami memesan nasi goreng, nasi sup dengan ayam goreng, mi godog, mie instan rebus, wedang gobyos, dan jeruk panas.

"Wah ternyata nasi gorengnya rasanya enak. Pedas gurihnya pas, ayamnya empuk," puji Pak Diro. Piringnya bersih, nasi goreng tandas setandas-tandasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun