Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Angka, Mitos, dan Nasib Paslon

16 November 2023   15:07 Diperbarui: 18 November 2023   20:00 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca tanda-tanda/Foto: Hermard
Membaca tanda-tanda/Foto: Hermard

Selain itu, angka-angka  pun memiliki hubungan dengan kalender Jawa dan sistem penanggalan tradisional. Masyarakat Jawa tradisional sering menggunakan hitungan njelimet berkaitan dengan angka-angka dalam perencanaan kegiatan pernikahan, keagamaan, pertanian, atau upacara adat.

Dalam pernikahan, orang Jawa tradisional umumnya akan mempertimbangkan weton kedua calon pengantin. 

Weton merupakan istilah dalam penanggalan Jawa,  hari kelahiran seseorang berdasarkan nama pasarannya, seperti Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Weton berasal dari bahasa Jawa Wewetonan yang berarti 'berhubungan dengan'.

Dikutip dari Merdeka.com, weton  merupakan sistem astrologi Jawa yang menghubungkan tanggal lahir seseorang dengan elemen-elemen alam untuk mengungkapkan karakteristik, nasib, dan keberuntungan seseorang dalam kehidupan.

Ada yang mempercayai bahwa weton bukan sekadar tanggalan Jawa. Lebih dari itu, bisa digunakan untuk menghitung hari, baik dalam melaksanakan pernikahan atau hari penting bagi seseorang. Bahkan, weton  digunakan untuk memperkirakan watak dan karakter seseorang dilihat dari hari lahirnya.

"Weton berasal dari bahasa Jawa Wewetonan yang berarti 'berhubungan dengan'."

Dengan kata lain, weton merupakan sistem penanggalan masyarakat Jawa tradisional untuk menandai hari lahir, menentukan sifat, karakter, nasib, dan jodoh seseorang. 

Weton terdiri dari gabungan antara hari dalam seminggu (Senin sampai Minggu) dengan lima hari pasaran Jawa (Legi, Pahing, Pon, Wage, Kliwon). Perputaran ini berulang setiap 35 hari.

Masing-masing  weton memiliki pengaruh dalam menentukan watak berdasarkan neptu (jumlah angka dari hari dan pasaran). Cara menghitung weton dengan menjumlahkan nilai  hari lahir dengan hari pasaran dalam penanggalan Jawa. Dari hasil penjumlahan tersebut,  akan didapatkan angka yang masing-masing memiliki arti tersendiri.

Terdapat beberapa tingkat kecocokan dalam pernikahan jika dilihat dari weton, mulai dari neptu pegat, ratu, jodoh, topo, tinari, padu, sujanan, dan pesthi.

Pasangan weton yang tidak boleh menikah, misalnya pasangan  weton Kamis Pon dan  Rabu Kliwon karena memiliki neptu nilai 15. 

Jika nantinya dibagi  akan menyisakan hasil 0 atau 5 yang dianggap masuk ke dalam kategori padu. Jika keduanya bersatu, mereka mungkin akan tidak akur, sering bertengkar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun