Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang Sepotong Jalan dan Sebuah Kampung Bersama Dab Sirpa

12 Oktober 2023   09:06 Diperbarui: 12 Oktober 2023   15:16 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Yogyakarta/Foto: Hermard


Dab Sirpa, hidup di  kampung Jetis, tentunya kita masih ingat  seputar petrus dan lampor. Petrus berkaitan dengan operasi pembunuhan misterius terhadap orang-orang yang dicap sebagai preman atau  gali  (gabungan anak liar) dalam Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) antara tahun 1982 sampai 1985 yang digelar oleh Garnisun Kodim 0734 Yogyakarta.

Suatu saat, ledok Jetis yang  dihuni oleh wong cilik dengan berbagai profesi, mungkin juga dijadikan sarang persembunyian gali, dikabarkan menjadi sasaran target operasi. Ada yang mengatakan memang ada gali yang tertembak di kebonan pring, sementara lainnya mengatakan tidak ada apa-apa di ledok kali Code, Jetis. Sejak berita  itu beredar, saya sendiri tidak pernah turun ke  ledok karena tak punya keberanian membuktikan apakah memang ada penembakan atau tidak.

Semoga Dab Sirpa masih ingat satu hal lagi, bagaimana masyarakat tepian kali Code  merasa ketakutan kalau tiba-tiba banjir datang. Terlebih jika kejadian tersebut menjelang malam Jumat atau Selasa Kliwon.

Yaps, setiap mendengar suara gemerincing dan derap kaki kuda malam hari dari  kali Code, spontan masyarakat menutup pintu dan jendela rumah. Mereka percaya bahwa itu suara lampor-rombongan prajurit Laut Selatan  mengantarkan Kanjeng Ratu Selatan menuju Gunung Merapi. Jika mereka mampir ke salah satu rumah penduduk, maka akan terjadi bencana...

Setelah jembatan Sardjito dibangun pada tahun 1984 (menghubungkan Jalan AM Sangaji dengan kampus UGM) dan ringroad membentang pada tahun 1994, sekarang jalan AM Sangaji semakin sesak oleh kendaraan yang mengular dan bangunan baru menjulang, tentu kita tak lagi nyaman bersepeda onthel menuju selokan Mataram dan Monumen Jogja Kembali. Ah, waktu begitu cepat berlalu Dab Sirpa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun