Pada tahun 1960 sampai 1970-an, di Yogyakarta bermunculan tukang cukur tradisional. Menurut Imam Budhi Santosa dalam buku Profesi Wong Cilik: Spiritualisme Pekerja Tradisional di Jawa, tukang-cukur gaya lama memiliki ciri mengandalkan alat cukur model Jerman, ditambah pisau lipat Solingen yang juga terkenal ampuh buat merapikan kumis dan jenggot laki-laki. Tak ketinggalan bedak ala kadarnya digunakan membubuhi rambut sebelum maupun sesudah dicukur.
Akan tetapi memasuki tahun 1980-an, keberadaan tukang cukur tradisional memudar dengan munculnya puluhan salon. Salon-salon yang awalnya hanya mengurusi kecantikan kaum hawa, lambat laun mengembangkan sayapnya ke dunia pria, menjarah langganan tukang-tukang cukur tradisional yang model potongannya semakin ketinggalan zaman.
Imam Budhi Santosa meyakini, salon dengan berbagai sarana yang dimiliki, secara pasti menggeser posisi tukang cukur ke pinggiran, mereka harus menerima kekalahan pahit sebagai pihak yang tersisih.Â
Mereka tak bisa menikmati rezeki dari pertambahan jumlah penduduk. Tak bisa menikmati berlimpahnya pertumbuhan ekonomi dan peredaran uang di zaman pembangunan.
Meskipun begitu pada tahun 2000-an tukang potong rambut tradisional bermunculan lagi, termasuk tukang potong rambut Madura. Mereka menempati kios di pinggir jalan dengan alat potong lebih modern, menggunakan hair clipper (bergas) listrik yang mampu mempercepat kerja dalam mewujudkan model rambut sesuai keinginan pelanggan.Â
Pertumbuhan potong rambut Madura bagai cendawan di musim hujan, baik di perkotaan maupun di desa, karena harga berani bersaing dengan potong rambut lainnya.
"Potong rambut di sini nyaman, modelnya sesuai keinginan saya, bahkan bisa menampilkan gradasi dan galer," ujar Bambang, mahasiswa yang tinggal di Sleman, usai pangkas di potong rambut Madura, timur perempatan pasar Cebongan.
Barber shop menempati ruangan cukup luas, dilengkapi pendingin udara, free Wifi, interior menarik, hair clipper cordless (tanpa kabel) plus peralatan potong canggih lainnya, sehingga dapat mengerjakan berbagai model sesuai keinginan pelanggan: undercut, low fade, buzz cut, mohawk, dan lainnya.
Di sekitar tempat tinggal saya ada tiga warung Madura. Ketiga warung itu menjual keperluan sehari-hari, dari minuman galon, mie instan, beras, minyak, rokok, snack, sampai bensin eceran.