Penyair, tidak selalu berlatar belakang sastra. Tidak ada relevansi antara latar belakang pendidikan dan karya sastra. Taufik Ismail, misalnya, ia seorang dokter hewan, tetapi puisi-puisinya tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan sejarah perkembangan puisi Indonesia.
"Membangun kesadaran bisa dilakukan lewat puisi. Persentuhan dengan teks-teks puisi harus terus dilakukan. Saat menulis puisi, hal terpenting bukan menulisnya, tetapi proses editingnya. Keberhasilan puisi adalah ketika bisa membuat katarsis pembacanya, selalu teringat kepada kata-kata penyair," pungkas Mutia Sukma yang sudah dua puluh tahun menggeluti puisi mengakhiri diskusi penciptaan puisi dalam anjangsana sastra komunitas Semak Kata Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!