Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Sri Dhemek di Temaram Limasan Somoatmajan

22 Juli 2023   20:37 Diperbarui: 24 Juli 2023   18:46 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Menik dan Dodo/Foto: Hermard

Jumat malam (21/7/2023), limasan Samoatmajan, Margokaton, Seyegan, Sleman, Yogyakarta, dipadati penonton yang ingin menyaksikan pementasan sandiwara berbahasa Jawa dengan lakon "Sri Dhemek: Ndang Balekno Sri" yang dipentaskan Teater Maton pimpinan Agus Suprihono (sekaligus bertindak sebagai sutradara). 

Kursi plastik ditata mengelilingi "panggung". Area di depan panggung digelari tikar. Beberapa kamera dan lampu menyorot langsung ke arah panggung. Tamu terus berdatangan, termasuk Bu Carik dan perangkat desa Margokaton lainnya. Bulan sabit menggantung di langit, menjadikan suasana seputar limasan menjadi begitu temaram.

Dari kejauhan sudah terdengar musik karawitan Arum Sari dengan suara sinden yang begitu natural dan alami, tanpa upaya membuat cengkok aneh-aneh saat nembang Manyar Sewu, Sri Slamet, Bersih Desa, Mbok Yo Mesem, dan Gugur Gunung. 

Malam itu, entah mengapa Kaminten, sinden utama, yang sudah berusia di atas enam puluh tahun terlihat sumringah dan suaranya terdengar merdu.

"Sinden-nya oke dan bagus. Saya senang masih ada kesenian Jawa yang hidup di pedesaan," ujar Teguh Dewabrata dari Biro Humas Kemendikbudristek, Jakarta, sesekali ia nembang mengikuti suara Kaminten: E, e, e, mbok yo mesem, mrengut pedahe apa...

Sebelum pementasan, Ely Andra Widharta (Kelompok Sedhut Senut-KSS) menyampaikan bahwa pementasan "Sri Dhemek" di limasan Somoatmajan merupakan rangkaian Festival Milangkori 2023, yaitu program kegiatan KSS dengan dana dari Indonesiana, Kementerian Pendidikan, LPDP Kementerian Keuangan.

"Kami mendapat hibah untuk organisasi kebudayaan yang berjejaring dengan teman-teman berbasis tradisi di DIY," jelas Ely Andra.

Pilihan terhadap sandiwara berbahasa Jawa karena bahasa ibu mempunyai daya ungkap yang strategis. Sekaligus upaya pemajuan dari kebudayaan. Terlebih sandiwara radio berbahasa Jawa kalah populer dibandingkan kethoprak. Ini merupakan upaya agar masyarakat mencintai sandiwara radio berbahasa Jawa.

Tantangan juga diberikan kepada sutradara karena setiap kelompok harus memainkan naskah "Sri Dhemek". Keberhasilan masing-masing kelompok tergantung kepada tafsir, gaya, dan kepiawaian sutradara menafsirkan naskah. 

Penampilan Komunitas Tombo Kangen (Gunungkidul), Teater Menggleng (Gunungkidul), Teater Kawat (Bantul), Kelompok Tani Maju (Sleman), Komunitas Maton (Sleman), Paguyuban Entertainment Kulonprogo, Sanggar Wani Isin (Kota Yogyakarta), dan Teater Gunung Sewu (Gunungkidul) tentunya memiliki penekanan yang berbeda-beda sehingga setiap kelompok akan mempunyai keunikannya masing-masing dalam mengetengahkan persoalan bank plecit yang dijalankan Bambung dan dimodali Sri Dhemek.

Meskipun saat latihan pementasan "Sri Dhemek" ada rasa pesimis Agus Suprihono terhadap pementasan Teater Maton, tapi pementasan di hadapan dewan juri Festival Milangkori, tidak mengecewakan.

Cinta Menik dan Dodo/Foto: Hermard
Cinta Menik dan Dodo/Foto: Hermard

Sri Dhemek, Bambung, dan lainnya/Foto: Hermard
Sri Dhemek, Bambung, dan lainnya/Foto: Hermard
Setidaknya ini diperlihatkan oleh kuatnya penampilan tokoh Sri Dhemek, Menik, Bambung, dan Dodo. Dialog-dialog mereka mengalir dengan baik. Pun juga guyonan yang dilontarkan mendapat sambutan dari penonton, meskipun guyonan mereka kadang kebablasen, terasa vulgar, terlebih banyak penonton berusia remaja dan kanak-kanak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun