Tiga kali kami mengorder makanan dari Kedai Mlandhing di Jalan Gito Gati, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta, lewat layanan online. Dua kali mendapatkan kejutan  tak terduga. Di dalam tas kresek hantaran, selain  berisi  kardus  makanan sesuai pesanan dan struk bukti pengantaran/ pembayaran, disertai juga "surat cinta": Makasih Kak udah order. Tolong kasih ulasannya tentang  masakan kami. Terima kasih.
Kedai  buka sejak tanggal 4 Desember 2022 dan reopen Januari 2023 dengan berbagai sajian menu: nasi goreng rendang, bakmi, sup ayam, rica-rica, ayam goreng, rice bowl beef, soto ayam kampung, dan menu njawani lainnya. Camilan berupa mendoan, kentang goreng,  jamur crispy, pisang keju, roti bakar, bisa dinikmati bersama aneka kopi, teh, wedang uwuh, beras kencur, atau es krim buah.
Goreng Mlandhing. Kamu tidak akan menemukan hidangan seperti ini di tempat lain! Sama seperti dia cinta sejatimu, yang nggak bakal kamu temukan di orang lain.
Kedai milik Mas Ibnu Sambodo ini memiliki cara unik dalam "merayu" konsumen lewat media sosial. Misalnya saja: Nikmati cita rasa autentik Indonesia dengan menu andalan kami, NasiAtau gombalan yang membuat klepek-klepek lewat bakmi godok jawa: rasanya tak terlupakan, seperti pelukan mantan yang hingga kini masih dalam ingatan.
Di samping memiliki jurus rayuan, Kedai Mlandhing dalam promosinya juga berupaya mengedukasi masyarakat lewat pengetahuan sederhana mengenai menu yang tersedia.Â
Diceritakan bagaimana keberadaan roti bakar di Indonesia yang tak lepas dari pengaruh budaya Barat  pada masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, roti dianggap sebagai makanan mewah, hanya bisa dinikmati oleh golongan kelas atas.Â
Setelah Indonesia merdeka, roti  menjadi konsumsi seluruh lapisan masyarakat.  Tahun 1960-an, bahkan roti bakar mulai dikenal di Indonesia dan menjadi camilan  populer, bisa ditemukan di hampir semua kota besar di Indonesia.
Dikisahkan juga bagaimana Wedang Uwuh menjadi minuman tradisional khas Jawa Tengah, populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di daerah Jawa. Wedang Uwuh memiliki cita rasa  unik dan khas,  menyatukan berbagai macam bahan alami seperti rempah-rempah, daun pandan, serai, kayu manis, jahe, dan gula aren atau gula merah.
"Nasi goreng rendangnya sungguh nendang. Perpaduan daging sapi dengan bumbu rempah begitu merasuk. Ditambah telur, acar, dan garnis. Wah rasanya pingin nambah lagi," jelas ibu negara Omah Ampiran.
Ada juga nasi goreng merah. Diolah memakai bumbu merah, daging ayam cincang. Dalam penyajiaannya dilengkapi telur mata sapi, sate bangkok, acar, dan kerupuk.Â
Satu lagi yang agak unik adalah nasi rames. Ini dapat menjadi pilihan bagi yang tak mengkonsumsi telur. Sajiannya berupa nasi dengan taburan bawang goreng, Â dilengkapi ayam goreng, sambal ijo, sayur tempe oseng, acar, dan kerupuk.
"Kalau camilan, aku suka mendoan. Dicocol dengan sambal kecap atau sambil nyeplus cabai rawit. Rasanya renyah dengan tekstur lembut. Gurih manis asinnya pas," ujar Ardhiya di seberang meja.
Dari luar, Kedai Mlandhing dengan bangunan berupa joglo terlihat  sederhana. Meskipun begitu suasananya tenang, nyaman dan cozy, sehingga cocok untuk bersantai bersama keluarga atau teman karib.Â
Bagi yang suka berbagi foto makanan lewat media sosial, kedai ini menyajikan tampilan makanan penuh warna dan instagramable.
Hemmm, meski sedang musim hujan, tetaplah pesan minuman dingin. Agar kamu bisa berlatih menghadapi dinginnya sikap dia padamu -- begitulah bunyi iklan minuman dingin lewat IG Kedai Mlandhing.
Bagaimana, Anda tetap bisa bertahan dengan rayuan maha dahsyat Kedai Mlandhing atau justru semakin tergoda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H