Pelayanannya lumayan ramah. Bahkan vokalis live musiknya berusaha menyatu dengan penonton. Saat ada pengunjung yang bernyanyi di atas panggung menggantikannya,  Mbak Vokalis turun mengajak anak-anak menari. Sesekali Mbak Vokalisnya menirukan lagu yang dibawakan pengunjung sambil tangannya terus menggandeng tangan anak-anak yang kemungkinan bercita-cita  menjadi penyanyi seperti dirinya.
Kalau harus mencatat kekurangan Omah Kluwih, lebih menyangkut  pelayanan yang kurang sigap. Begitu meja  di depan sisi kanan kami kosong, tidak ada pelayan yang segera membersihkan meja itu. Pemandangan seperti ini tentu kurang mengenakkan dan mengurangi selera makan, apalagi jika terserak tisu bekas dan sisa makanan.Â
Satu lagi, mungkin suara  live musiknya agak dipelanin sehingga pelanggan tetap bisa ngobrol dengan nyaman tanpa terganggu bisingnya suara musik.
kuliner dengan suasana pedesaan?
Banyak pelanggan yang memilih datang sore sampai malam hari karena suasananya terasa lebih romantis. Apalagi jika ditemani  kopi tubruk, vietnam drip, dan wine turkish. Bagaimana, sudah siap ke Yogyakarta dan menikmati
Segera seduh kopimu, sudahi sedihmu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H