"Sesungguhnya kalau ingin mengunjungi wisata religi dengan urutan spiritual, tidak langsung ke sini. Perjalanan ziarah dimulai dari lereng gunung Lawu, Sindoro, dan Tidar sebagai pakuning bumi," terang Cik Hen dalam perjalanan pulang ke Yogyakarta.
Di Umbul Jumprit, air memang melimpah dan dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar. Lokasi ini dianggap merupakan kepala (hulu) dari sumber air Kaliprogo. Saat musim kemarau panjang sekalipun, Â air tetap mengalir. Untuk masuk ke situs Umbul Jumprit, pengunjung dikenai bea masuk sepuluh ribu rupiah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!