Mengapa cerita itu membuat saya nyesek? Pertama, karena beberapa tahun lalu pelayanannya sangat bagus: suasana tenang, petugas melayani dengan  sigap. Bahkan nama petugas perpustakaan dikenal  luas karena pelayanan mereka sangat ramah, kekeluargaan. Pas berada di perpustakaan, suatu saat saya melihat ada pengunjung  membawakan  oleh-oleh untuk petugas perpustakaan.Â
Kedua, apakah harkat dan martabat kaus sudah demikian rendahnya sehingga tak pantas masuk ke ruangan lembaga pemerintah? Dianggap pakaian yang tidak sopan? Jangan-jangan praktisi sastra tak pernah lagi menyambangi lembaga ini juga karena persoalan kaos?Â
Rasa-rasanya dulu banyak sekali praktisi dan seniman yang datang ke lembaga ini dengan mengenakan kaos dan itu tidak menjadi persoalan. Termasuk teman saya ini. Dulu kerap datang bertamu dan  menjadi mentor. Di depan kelas, ia memberi materi dengan mengenakan kaos...
Tapi ya sudahlah, kalau itu merupakan kebijakan, ya tak mungkin bisa dilawan. Mungkin ini menjadi catatan agar kita, terutama pecinta kaus, berhati-hati mengenakannya jika ingin bertandang ke lembaga-lembaga tertentu, jangan-jangan malah ditegur Satpam, dianggap tidak sopan.
Hidup kaos, aku tetap padamu kok!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI