Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Passion, Memotret Masjid

30 Maret 2023   05:15 Diperbarui: 30 Maret 2023   05:35 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian sederhana dari passion  adalah kecenderungan yang kuat terhadap suatu aktivitas yang digemari oleh seseorang. Ada pula yang berpendapat bahwa passion merupakan ketakutan yang dapat membuat seorang individu dapat bergerak maju serta tidak peduli dengan rintangannya. Hasrat tersebutlah yang membedakan antara orang yang sekadar bekerja keras dengan orang yang memiliki passion.

Suatu ketika, setelah lulus kuliah, saya diminta orang tua bekerja di kantor BPN atau Pemda. Saya menolak karena merasa eman terhadap ijazah yang saya dapatkan dari Fakultas Sastra UGM. Terlebih sejak pertama kali kuliah, hasrat menjadi penulis demikian besar karena ingin membuktikan bahwa saya bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan komunikatif, mampu menulis.

Di samping passion menulis, saya juga merasa mempunyai semangat luar biasa dalam dunia motret-memotret. Saya mempelajari bagaimana memanfaatkan cahaya, memilih angle, dan bagaimana bermain dengan komposisi. 

Kesukaan memegang kamera sudah dimulai sejak duduk di bangku SMA, berupa kamera analog yang penggunaannya tidak semudah mengoperasikan kamera digital. Kamera tersebut merupakan lungsuran dari orang tua. 

Kesulitan menggunakan kamera analog karena hasil jepretan tidak langsung bisa dilihat, melewati proses cuci cetak film. Di samping itu harus paham benar  soal aperture, shutter speed, dan ISO.

Saat ini siapa pun bisa menjadi fotografer karena tersedia berbagai macam kamera digital dan gawai  dilengkapi  kamera dengan resolusi tinggi. Tinggal jeprat-jepret, hasilnya bisa langsung dilihat. Andai hasil foto kurang bagus, bisa diedit menggunakan berbagai macam aplikasi. Bahkan sebelum pemotretan dapat dilakukan manipulasi dengan berbagai aplikasi.

Ada beberapa masjid yang saya potret  dengan sesuka hati (maklum amatiran) setelah melakukan ibadah di sana. Memotret masjid setidaknya mengingatkan untuk selalu bertakwa kepada Allah SWT. 

Masjid Raya Sultan Riau/Foto: Hermard
Masjid Raya Sultan Riau/Foto: Hermard

Bersujud di Pulau Penyengat/Foto: Hermard
Bersujud di Pulau Penyengat/Foto: Hermard
Masjid di luar Jawa yang sempat saya kunjungi adalah Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat. Masjid ini dibangun pada masa Raja Hamidah Engku Putri (1784 -- 1805), istri Sultan Mahmudsyah, penguasa pulau Riau. Pulau Penyengat Indera Sakti dibangun oleh Sultan Mahmudsyah sebagai rasa cintanya  terhadap Raja Hamidah Engku Putri. Masjid Raya Sultan Riau Penyengat memiliki tiga belas kubah dan empat menara.

Menara Masjid Agung Sultan Mahmud/Foto: Hermard
Menara Masjid Agung Sultan Mahmud/Foto: Hermard
Sewaktu mengunjungi Palembang, saya singgah di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo yang merupakan  masjid  terbesar di  Palembang. Masjid di Jalan Jendral Sudirman ini didirikan pada abad ke-18 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. 

Salah satu keunikan masjid ini terletak pada arsitektur bangunannya yang dipengaruhi oleh arsitektur Melayu, Cina, dan Eropa.

Masjid Gedhe Mataram Kotagede/Foto: Hermard
Masjid Gedhe Mataram Kotagede/Foto: Hermard

Gapura Masjid Gedhe Mataram/Foto: Hermard
Gapura Masjid Gedhe Mataram/Foto: Hermard
Masjid Gedhe Mataram adalah masjid tertua di Yogyakarta. Berlokasi di selatan kawasan Pasar Kotagede. Salah satu keunikan masjid ini berupa gapura pintu masuk masjid yang menyerupai tempat peribadatan umat Hindu-Budha.

Masjid Gedhe Kauman/Foto: Hermard
Masjid Gedhe Kauman/Foto: Hermard
Masjid Gedhe Kauman merupakan salah satu bagian dari sejarah Kraton Yogyakarta. Sebagai Masjid tertua yang dibangun oleh Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Masjid ini selain dipakai sebagai tempat ibadah, juga difungsikan sebagai tempat  melangsungkan berbagai ritual  merayakan hari-hari besar Islam, seperti Maulud Nabi, 1 Syawal, dan Idul Adha yang ditandai dengan Garebeg.

Masjid Rotowijayan/Foto: Hermard
Masjid Rotowijayan/Foto: Hermard
Masjid Rotowijayan atau Masjid Keben di bangun pada tahun 1792  semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono II.  Di kompleks masjid  terdapat makam Kiai Driyoijoyo,  abdi dalem yang bertugas memayungi KGPA Mangkudiningrat.

Bagi saya, memotret masjid adalah mengabadikan tempat suci, upaya  mendekatkan diri kepada Allah. Memotret masjid merupakan kesenangan yang bebas dari kepentingan apa pun kecuali mengharapkan kebaikan dari-Nya. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun