Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Landung Simatupang: Seni Kontemporer dan Tradisi Jawa yang Melebur

29 Maret 2023   12:58 Diperbarui: 30 Maret 2023   21:44 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
In Action/Foto: Hermard

Dengan berbagai kelompok Teater, Landung menyutradarai dan memainkan naskah-naskah Indonesia maupun asing, meliputi karya Emanuel Robbies, Ugo Betti, Arifin C. Noor, Alexander Dumas, Moliere, William Saroyan, Motinggo Busye, Wisran Hadi, Anton Chekov, Hella S. Haasse, Christopher Fly, Federico Garcia Lorca, Eugene Lonesco maupun T.S. Eliot

Landung Simatupang dikenal juga sebagai aktor film. Ia  membintangi film Sang Pemimpi (2009), Rindu Purnama (2010), Cewek Saweran (2011), Sang Penari (2011), Ambilkan Bulan Bu (2012), Optatissimus (2013), Jokowi (2013), Negeri Tanpa Telinga (2014), Pendekar Tongkat Emas (2014) Surga yang Tak Dirindukan (2015), Jenderal Soedirman (2015), Rudy Habibie (2016), The Window (2016). 

Keahliannya dalam berbahasa Inggris dimanfaatkan sebagai penerjemah (termasuk menerjemahkan beberapa teks drama), dan mengajar bahasa Inggris di berbagai sekolah, yang kemudian mengembangkannya pula sebagai editor dan peneliti. 

Pernah mengajar di Fakultas Sastra UGM jurusan Inggris dan menjadi asisten publikasi Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan UGM, asisten peneliti Lembaga Pengkajian Kebudayaan UGM, dan peneliti Seksi Monitoring Sosial Yayasan Dian Desa.

Belakangan ini Landung Simatupang dipercaya Dinas Kebudayaan DIY membangkitkan kembali kecintaan masyarakat terhadap sandiwara radio berbahasa Jawa. Kegiatan tersebut diaktualisasikan lewat workshop dan lomba penulisan naskah sandiwara radio berbahasa Jawa dengan pendanaan dari Dinas Kebudayaan DIY. (Herry Mardianto & Ahmad Zamzuri)

Rujukan: Orang-orang Panggung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun