Majalah Budaya diterbitkan oleh Bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan Kementerian PP dan K Daerah Istimewa Yogyakarta, Jalan Mahameru (sekarang Faridan M. Noto) No. 11 Yogyakarta. Majalah ini terbit pertama kali pada tahun 1949 dan berakhir pada bulan Februari 1963.Â
Sejak awal terbitnya, majalah ini tidak mencantumkan nama- nama redaksi. Di cover dalam (berisi motto, daftar isi, keterangan mengenai gambar cover luar dan harga langganan) hanya tertulis bahwa majalah Budaya dipimpin oleh Dewan Redaksi.
Nama-nama redaktur baru muncul dalam Budaya No. 1, Januari 1956 dengan susunan Adianto Hardjoputro (penanggung jawab), Suroso (sekretaris redaksi), Kusnadi (pimpinan dewan redaksi), Kirdjomulyo, Nasjah Djamin, Himodigdojo, dan Sumarjo, L.E. (dewan redaksi).
Majalah berukuran 15 X 22 sentimeter ini memiliki tulisan-tulisan yang berhubungan dengan kesenian (sastra, tari, karawitan, patung, lukis, dsb.) yang tersebar. Artinya, majalah ini tidak memiliki rubrik khusus untuk setiap tulisan yang ditampilkan. Rubrikasi yang ada dan muncul teratur adalah "Catatan Redaksi", "Berita Kebudayaan", dan "Ruangan Buku". Tulisan lain berupa artikel, esai, dan karya sastra muncul secara tidak teratur dan tidak memiliki rubrik khusus.Â
Hal yang menarik adalah meskipun karya sastra tidak dimunculkan secara rutin, tetapi majalah Budaya memiliki redaktur khusus yang menangani rubrik sastra, terdiri dari Kirdjomuljo, dan Nasjah Djamin. Keberadaan redaktur sastra yang terdiri dari orang-orang "terkemuka" di bidang sastra menyebabkan kegiatan sastra mendapat perhatian yang cukup besar.Â
Kegiatan tersebut adalah pementasan drama "Sayang Ada Orang Lain", dilaksanakan  tanggal 5 Februari 1958. Kegiatan lainnya adalah lomba deklamasi pada tanggal 4 Mei 1958 dalam rangka memperingati penyair Amir Hamzah. Ceramah sastra pernah dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Chairil Anwar.
Rubrik "Catatan Redaksi" diletakkan di halaman depan, berisi keinginan, harapan, dan tanggapan redaksi terhadap suatu persoalan atau gagasan. Dalam majalah Budaya Nomor 29 (1952) "Catatan Redaksi" berisi harapan agar kesenian dapat dihargai dan mendapat tempat selayaknya, baik di kalangan seniman sendiri atau dalam masyarakat luas.
Persoalan yang dimuat dalam "Catatan Redaksi" tidak sebatas pada bidang kesenian semata melainkan meliputi masalah sosial budaya, politik, dan psikologi.
Rubrik "Berita Kebudayaan" sudah ada sejak majalah ini terbit. Rubrik ini memuat berbagai berita mengenai pelaksanaan kegiatan kesenian. Artinya, rubrik ini tidak sekadar memuat informasi jadwal pelaksanaan kegiatan kebudayaan/kesenian yang dilakukan oleh institusi tertentu sehingga pemuatan beritanya pun tidak cukup hanya satu halaman. Semula berita- berita tersebut ditulis oleh redaksi, tetapi dalam perkembangan berikutnya berita kebudayaan yang dimuat diambilkan dari berbagai surat kabar yang beredar.
Rubrik "Ruangan Buku" merupakan rubrik yang keberadaannya tidak tetap; artinya bisa muncul dan bisa tidak sama sekali. Penempatan rubrik ini di bagian belakang setidaknya. mengisyaratkan bahwa rubrik ini bukan merupakan rubrik unggulan yang perlu dikedepankan. Rubrik ini memuat informasi mengenai penerbitan buku, nama pengarang, dan sedikit infor- masi mengenai buku tersebut, Rubrik ini terakhir muncul dalam Budaya, No. 29, tahun 1952.
Karya sastra yang dimuat dalam majalah Budaya antara lain "Ulang Tahun" (puisi, karya Motinggo Boesje, No. 8, Maret 1958), "Suara-suara Mati" (drama, karya Sunoto Timur, No. 5- 6, Mei Juni 1958). "Setumpuk Kekalahan" (cerpen, karya Ananta Pinola, No. 8-9, Agustus September 1958), "Bulan Siang" (puisi, karya Trisno Sumardjo, No. 1-2, Januari- Februari 1961), "Kami Selalu Bertemu di Kota" (puisi, karya Sapardi Djoko Damono, No. 6-8, Juni-Agustus 1961), dan "Iblis" (drama, karya Mohammad Diponegoro, No. 1-2, Januari Februari 1963).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H