Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Arakan (Musik) Sahur

23 Maret 2023   21:46 Diperbarui: 23 Maret 2023   21:52 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap Ramadhan datang, kami anak-anak merasa senang karena akan menikmati malam-malam yang berbeda dibandingkan malam-malam di luar Ramadhan. Kami seperti berada dalam pesta: menyalakan lilin, main kembang api sambil berlarian, memasang lampu tangklung (lampion) buatan sendiri, dan terkadang menyalakan petasan cabe rawit .

Lebih dari semua itu, kami akan merasakan lezatnya berbagai kue atau kudapan kiriman dari tetangga.

Tradisi masyarakat di Kuala Tungkal, Jambi, sejak saya kanak-kanak, tahun 1970-an, saat menjelang bedug magrib (buka puasa), ibu-ibu menyiapkan kue/makanan untuk diantarkan ke tetangga. Ada kewajiban setiap tetangga yang mendapat hantaran harus balik membalas. Tradisi tukar hantaran ini berlangsung selama sebulan penuh.

Hal yang paling unik dan tidak bisa dilupakan sampai sekarang adalah tradisi membangunkan sahur selama sebulan penuh. Kegiatan ini dilakulan agar tidak ada masyarakat yang terlambat melaksanakan sahur.

Jauh sebelum saat sahur tiba, segerombolan orang berkeliling di seputar Jalan Andalas, Jalan Merdeka, dan ke arah Jalan Pelabuhan.

Masing-masing kelompok terdiri atas lima sampai sepuluh orang. Mereka berjalan kaki sambil memukul benda apa saja yang mereka bawa. Ember, potongan besi, drum, rebana, dan benda lainnya yang menghasilkan bunyi-bunyian harmonis sehingga enak didengar.

Setiap kelompok membawa peralatan  berbeda-beda sehingga menghasilkan irama musik beragam. Jarak kedatangan  kelompok satu dengan kelompok lainnya antara lima sampai sepuluh menit. Kelompok itu terdiri dari anak-anak muda dan beberapa orang tua.

Saat rombongan  lewat, ada beberapa warga yang sengaja membuka pintu, keluar rumah, memberi makanan atau sekadar menyaksikan aksi mereka memukul/memainkan benda-benda yang dibawa.

Sampai tahun 2000-an ternyata tradisi ini terus dipelihara, bahkan oleh Dinas Pariwisata Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat, dijadikan tradisi arakan sahur, peserta harus berkeliling sepanjang jalan di Kuala Tungkal sambil memainkan alat musik. Tradisi arakan sahur ini menjadi pertunjukan yang banyak dinanti-nantikan masyarakat Tungkal.

Saat ini arakan sahur diikuti oleh remaja masjid, kelompok pemuda, dan organisasi kemasyarakatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun