Konon, jika seorang lelaki mudah mengumbar cinta, selalu menggoda wanita aduhai, semlohai, tahes komes, ia akan mendapat predikat sebagai playboy, don juan, buaya darat, mata keranjang, atau hidung belang.
"Itulah kurang ajarnya lelaki. Suka menggoda. Tak bisa diam kalau melihat wanita," celetuk suara hatiku.
"Hemmm, jangan salah. Perempuan pun banyak yang suka menggoda laki-laki," jawabku singkat.
"Lihatlah, engkau mulai mengada-ada," bantah suara hatiku.
Aku lalu teringat  Sisca, Monica, Tiara yang mudah merayu lelaki, mengumbar hasrat cinta kian-kemari, tebar pesona kiri-kanan, melirik Irwan, Tonny, Andi, Rian, Effendi.
"Banyak kok wanita yang menggoda lelaki," gumamku pelan.
"Lantas mereka juga disebut playboy?" tanya suara hatiku pura-pura tak mengerti.
"Ya bedalah. Mereka  mendapat predikat sebagai wanita penggoda, genit, lenjeh, ganjen, murahan, dan sebagainya..."Â
Entah mengapa dalam dunia patriarki, predikat yang diberikan kepada wanita terkesan merendahkan dan lebih suram, tidak berbobot, kurang bermutu. Berbeda dengan predikat yang disandang kaum laki-laki yang terkesan blink-blink dan "bermartabat": playboy, don juan, buaya darat...
Takut mendapat pertanyaan yang lebih merenik dari suara hatiku, aku lalu mencari buku yang berisi penjelasan soal lelaki playboy, mata keranjang.Â
Di beranda, sambil menikmati kopi pahit dan pisang goreng buatan ibu negara Omah Ampiran, buku itu aku bolak-balik. Yaps, aku baru mengerti kalau semua predikat yang dikenakan untuk lelaki penggoda sesungguhnya berangkat dari kepiawaian Hugh Herner dan rekan-rekannya di Amerika Serikat.Â