Pada tahun yang sama terbit pula sebuah saduran dari cerita Cina, Sam Pek Eng Tay, dicetak dengan aksara Jawa dalam bahasa Madura. Tidak berhasil diperoleh versi bahasa Jawa, tetapi di duga buku tersebut juga diterbitkan dalam bahasa Jawa. Sangat boleh jadi sumber saduran tersebut juga dari bahasa Belanda.
Dalam majalah-majalah berbahasa Jawa sebelum dan sesudah perang, banyak ditemukan cerita-cerita yang disadur dari bermacam-macam sumber. Karya-karya itu umumnya dimuat sebagai cerita bersambung. Dyah Kusumaning Aju Cleopatra adalah salah satu cerita saduran itu, dimuat bersambung tahun 1957 di Panjebar Semangat, disusun oleh S. Radik berdasarkan buku karangan Thomas Kelly dan buku sejarah tentang Cleopatra karangan Daan van der Zee.Â
Ini menunjukkan bahwa apa saja bisa dikhianati oleh sastrawan untuk menciptakan karyanya. Dalam dasawarsa berikutnya, kisah klasik dari India yang sangat terkenal, Sakuntala, dimuat sebagai cerita bersambung dalam majalah yang sama, disusun oleh Satim Kadarjana. Pengarang ini juga sering menyusun kembali cerita wayang ke dalam bentuk cerita bersambung.
Menulis bersama SDD merupakan hal yang menyenangkan. Kami juga menulis mengenai Geguritan bersama tokoh sastra Jawa, Poer Adhie Prawoto. SDD dengan derajad gelar akademik profesor dan mejabat sebagai Guru Besar Fakultas Sastra UI, tak sungkan menulis bersama orang-orang biasa yang hanya dikenal sebagai penggerak sastra dan guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H