"Perempuan merupakan atribut martabat laki-laki. Beda dengan petani, martabat mereka adalah tanah - sadumuk bathuk sanyari bumi," jelas Faruk.
Di sisi lain, Kurnia Effendi, seniman lulusan Seni Rupa ITB, saat membaca Iliad, nama-nama dewa langsung berkeliaran di kepalanya.
Dalam makalah "Tema Besar Manusia dalam Iliad dan Dropadi", ia mengaku bahwa mendengar kata Iliad, Â langsung teringat Homerus. Beberapa nama dewa Yunani berseliweran di kepala, meski tidak memahami secara terperinci silsilahnya.
novel Wanita.Â
Satu-dua di antara mereka digunakan sebagai brand. Misalnya Cronos (ayah Zeus?) menjadi tipe mobil Mazda, kemudian Achilles dipakai merk industri ban, sedangkan Apollo tersebut sebagai jenis wahana terbang Amerika yang diluncurkan ke angkasa luar. Athena menjadi nama Ibu Kota Yunani, sementara Dewi Aphrodite dipinjam Paul Wellman untuk menggambarkan kecantikan Kota Byzanthium dalamMengetahui bahwa Homer menulis Iliad pada 2.800 tahun yang lalu, rasanya sang pengarang berada dalam zaman nabi-nabi.
Untuk kesekian kalinya saya membaca kisah epik Mahabharata. Kali ini Pertempuran Lain Dropadi (PLD) yang ditulis Triyanto Triwikromo; sebelumnya Wasiat Para Perempuan Bharata yang ditulis Rani Aditya.
Achilles terbunuh dalam perang, hal yang bagai disesalkan oleh ibunya. Sementara Dropadi dianggap sebagai pemicu perang karena mendapat kutukan dewata bahwa ia kelak akan menjadi istri lima kesatria.Â
Tuntutan "rajah tangan" itu dimulai dari upaya menyingkirkan Karna yang mestinya memenangi sayembara memanah karena berhasil mengangkat busur yang berat-ditafsir Rumadi dalam "Melepaskan Belenggu", Dropadi sempat saling pandang menggetarkan dengan si tampan anak angkat kusir kereta itu-demi kehormatan.Â
Semi- dekonstruksi yang dilakukan Triyanto sesungguhnya sebuah jalan untuk mengamalkan banyak pelajaran filsafat hidup. Pertanyaan-pertanyaan Dropadi yang dijawab ambigu baik oleh Kalakali, Krishna, Dewa Indra, Yudistira, dan lain-lainnya mewakili pertanyaan-pertanyaan manusia yang berpikir, si cerdas yang ingin banyak tahu.
Mendapat jawaban berupa pertanyaan itu "muslihat" para coacher modern yang bertugas menggali potensi pada seseorang atau tim lembaga dengan membuka kerangkeng singa dalam pikiran.Â
Persiapan dan proses panjang penulisan yang memakan waktu seluruhnya 20 tahun (pengakuan Triyanto) ini menunjukkan bahwa pengambilan sudut pandang dan tafsir melalui subjek Dropadi, juga tidak mudah.Â
Yang dilakukan Triyanto bukan dekonstruksi ekstrem mengingat pakem dari naskah aslinya masih menjadi dasar pemaparan perjalanan Pandawa dan Korawa menuju perang-lagi-lagi perang menjadi solusi-Bharatayudha tetap digunakan.Â
Namun, berbeda dengan Iliad yang kronologis, Dropadi dalam PLD menghilangkan konsep waktu. Semua kisah, bahkan kehidupan umat manusia yang dipercaya Stephen Hawking, sudah selesai. Barangkali kita sedang mengulang blue print yang sudah ada.Â