Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Karya Tulis dan Bahasa

3 Maret 2023   06:04 Diperbarui: 3 Maret 2023   06:09 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modal menulis/Foto: Hermard

Jika ingin menjadi penulis yang baik, maka persoalan pertama yang harus dipelajari dan dikuasai penulis pemula berkaitan dengan persoalan kebahasaan. 

Contoh sederhana saat menentukan kata lubang/lobang, hafal/hapal, sholat/salat, mana yang dipilih? Apakah kata kini dan sekarang selalu dapat saling menggantikan/dipertukarkan karena seakan-akan memiliki kesamaan makna? Mana yang benar: bebas parkir atau parkir gratis? 

Setelah itu barulah mengasah kepekaan untuk mendapatkan ide, memperkaya bacaan/referensi, mengembangkan teknik penulisan, dan membiasakan membaca ulang tulisan untuk melakukan perbaikan atau editing.

Pengutamaan bahasa Indonesia/Foto: Hermard
Pengutamaan bahasa Indonesia/Foto: Hermard
Bagaimana reaksi kompasianer saat membaca tulisan dengan bahasa serampangan, asal tulis, tidak mempedulikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar? Menjadi sakit kepala, malas membaca, atau biasa-biasa saja?

Kalau pernyataan terakhir yang menjadi pilihan, berarti kompasianer tidak (belum) mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik untuk mengekspresikan gagasan agar dapat dipahami pembaca.

Seorang karib  mengatakan bahwa bahasa merupakan modal utama dalam membangun peradaban bangsa (di dunia) lewat tulisan.
Tanpa bahasa sebagai ekspresi menuangkan gagasan, mungkin tidak akan ada peradaban bahkan sejarah kehidupan manusia.

Gerakan cinta bahasa Indonesia/Foto: Hermard
Gerakan cinta bahasa Indonesia/Foto: Hermard
Sebagai bagian dari komunikasi penyampaian pesan (message), maka penggunaan bahasa menjadi sarana terpenting. Sebaiknya bahasa yang digunakan dapat dipahami oleh pembaca sebagai penerima pesan. Dengan begitu, pesan akan dapat dipahami dengan baik.

Artinya, saat orang membaca novel, buku, artikel, ia akan langsung memahami isinya (pesan) jika penulis mempertimbangkan penggunaan bahasa dengan tepat, baik, dan benar secara referensial.

Sebaliknya, jika seseorang membaca buku atau artikel dengan bahasa semau gue, acak kadul, penulisan ejaannya banyak yang salah (tidak sesuai dengan pedoman EYD dan KBBI), susunan kalimat tidak efektif, paragraf tidak padu, pemilihan kata (diksi) kurang tepat, penggunaan kata-katanya banyak yang lebay; meskipun isi tulisan mengandung ide-ide cemerlang; semua akan sia-sia karena tulisan tidak dapat dipahami oleh pembaca.

Bagaimana, sudah siap menulis dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun