Syarat mutlak  menjadi penulis adalah rajin membaca. Ketika memulai menulis (karya kreatif/artikel) dan berjuang menjinakkan kata, tanda baca, dan kalimat, seseorang harus sabar, cermat, dan teliti.
Jika menulis  dihayati sebagai profesi yang mengasyikkan, maka menulis  bukanlah merupakan beban  menjenuhkan, melainkan suatu pekerjaan  menggairahkan dan menggembirakan.
Apa yang dapat  disimpulkan dari paparan di atas adalah bahwa menulis merupakan segenap rangkaian kegiatan  seseorang mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, perasaan sampai gejolak kalbu seseorang. Buah pikiran itu diungkapkan dan disampaikan kepada pembaca dengan wahana berupa  bahasa tulis, yakni bahasa yang tidak mempergunakan peralatan bunyi dan pendengaran, melainkan berwujud berbagai tanda dan lambang yang harus dibaca. Hasil perwujudan melalui bahasa tulis itu menjadi karya tulis, dapat berupa sesuatu karangan apa pun--dari karangan faktawi sampai fiksi, yang pendek beberapa lembar atau panjang berjilid-jilid sampai corak prosa atau puisi.
Setiap karya tulis, baik berupa makalah seminar, artikel, cerita pendek, lakon sandiwara maupun naskah radio merupakan ramuan tiga unsur berupa buah pikiran, penulis, dan sarana--seperti digariskan Irving Rosenthal dan  Morton Yarmon (The Art of Writing Made Simple). Bahan pokok sesuatu tulisan apa pun ialah buah pikiran yang terutama dibatasi oleh sudut pandang yang akan ditekankan. Ide  selanjutnya dipadukan dengan minat dan latar belakang penulis serta sarana. Sarana yang dimaksud berupa medium penerbitan yang menjadi tempat pemuatan tulisan dengan senantiasa memperhatikan siapa sidang pembacanya (target audience).
Pendapat lain dilontarkan Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren (Fundamentals of Good Writing: A Handbook of Modern Rhetoric) mengemukakan tiga segi kegiatan menulis, yaitu medium, pokok soal (subject), dan keadaan (occasion). Medium diartikan wahana atau bahan berupa bahasa dengan asas-asas dan cara-cara pemakaian tertentu. Faktor bahasa yang harus diperhatikan penulis meliputi tata bahasa, irama, dan pilihan kata (diksi). Â Pokok soal merupakan sesuatu hal (apa pun) yang ditulis atau terdapat dalam tulisan, jadi ide atau buah pikiran. Pokok soal itu dalam banyak hal menentukan corak penulisan. Keadaan (occasion) yang harus diperhatiakan seseorang penulis mengacu pada situasi khusus yang meliputi dorongan batin penulis, keadaan pembaca, dan hubungan pengarang dengan pembaca.
Tetapi, seseorang juga dapat terdorong  menulis karena kebutuhan berhubungan  dengan orang lain, seperti halnya seseorang yang mendadak ingin menulis surat kepada ibunya atau  sidang pembaca surat kabar guna mengutarakan sesuatu hal. Dalam prakteknya, motivasi mengungkapkan diri dan berkomunikasi dengan pihak lain itu sering bercampur baur.
Dua ciri menonjol menandai sifat khas tulis menulis, yaitu sifat sangat manusiawi dan sifat amat pribadi. Kegiatan menulis bersifat sangat manusiawi (human) dibandingkan dengan berbagai aktivitas lainnya. Di antara  seluruh makhluk hidup, hanya manusialah yang melakukan kegiatan menulis. Aneka aktivitas lain seperti makan, tidur, bermain-main, berolah raga, menyanyi, dan menari, bukan sepenuhnya ciri manusiawi karena hewan pun melakukannya. Sampai sekarang hanya aktivitas mengungkapkan buah pikiran dengan tanda/lambang tulisan merupakan monopoli manusia.
Karang-mengarang (penulisan) bersifat amat pribadi (personal) karena proses penulisan yang sesungguhnya  hanya bisa dilakukan oleh satu orang saja. Hasil karangan semata-mata mencerminkan kepribadian seorang tunggal pula. Dalam praktek  menulis tidak ada tulisan yang setengah kalimat ditulis oleh seseorang dan separuhnya diteruskan oleh orang lain.  Pilihan kata, gaya pengungkapan, bentuk perbandingan, dan corak penekanan ditentukan oleh setiap penulis sendirian sehingga hasilnya pun merupakan signature dari pribadinya. Â
Pengertian kreativitas berkaitan dengan: pribadi, pendorong, proses, dan produk.
Kreativitas memerlukan pelibatan berbagai fungsi kejiwaan, antara lain: berpikir rasional, perkembangan emosi,bakat, penggunaan imajinasi, dan penggunaan intuisi secara maksimal.Â
Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, emosi yang sangat peka, bakat yang menunjang, kemampuan berimajinasi yang cukup baik, dan intuisi yang tajam, akan memiliki tingkat kretivitas yang tinggi pula.
*Herry Mardianto