Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Meneguhkan Kenangan di Kopi Bumbung

18 Januari 2023   12:48 Diperbarui: 18 Januari 2023   19:53 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesrawungan di gazebo Kopi Bumbung

Bagi yang bukan benar-benar "penjelajah" sejati kuliner, mungkin akan ragu-ragu mendatangi Kopi Bumbung. Sebab lokasinya berada di "pedalaman" desa Ngampon, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Tempatnya agak mblusuk dari jalan utama Godean-Seyegan.

Sesungguhnya apa yang menjanjikan tempat tersembunyi ini  tetap eksis sampai sekarang? Ternyata sensasi ngopi yang tak biasa dengan ketenangan suasana pedesaan nan asri berupa panorama alam dipenuhi pepohonan rindang, terletak di bawah lereng bukit Ngampon, merupakan magnet bagi pelanggan mendatangi Kopi Bumbung.

Ngobrol santai di gazebo Kopi Bumbung/Foto: Hermard
Ngobrol santai di gazebo Kopi Bumbung/Foto: Hermard
Ya, ngopi dengan cara tak biasa karena dalam penyajiannya, kopi tidak langsung dituangkan ke dalam cangkir atau gelas. Kopi panas ditempatkan  dalam wadah bumbung (potongan bambu), disertakan cangkir kecil beserta lapik dan sendok, gula batu dalam toples kecil, dan dua potong sagon terbungkus plastik tembus pandang.

Sagon Kopi Bumbung/Foto: Hermard
Sagon Kopi Bumbung/Foto: Hermard
"Wah, sungguh unik. Menuangkan  kopi dari bumbung ke dalam cangkir, menambahkan gula sendiri sesuka hati," jelas Rindu Sriharini.

Sensasi Kopi Bumbung/Foto: Hermard
Sensasi Kopi Bumbung/Foto: Hermard

Begitu tutup bumbung dibuka, saat menuangkannya ke cangkir, aroma kopi robusta Jember  merebak  harum ketika berkawan dengan udara pedesaan.

Pahit kopi robusta akan menjadi semacam "candu"  jika disusul dengan gigitan kue sagon kering yang sengaja dipadupadankan oleh Tri Winarno, pendiri warung Kopi Bumbung. Rasa pahit, manis, gurih, terasa ringan di mulut.


Sagon merupakan salah satu kue tradisional Jawa,  berasal dari campuran tepung ketan, gula pasir, dan  parutan kelapa.

Panorama Kopi Bumbung/Foto: Hermard
Panorama Kopi Bumbung/Foto: Hermard

Camilan lain yang disediakan berupa pisang goreng, tahu, ubi, mendoan, cireng, dan kentang goreng.

Camilan/Foto: Hermard
Camilan/Foto: Hermard
Menu makan siang ala desa berupa nasi dengan oseng lompong, oseng kangkung, oseng pepaya/daun pepaya, sambal belut, brongkos, oseng belut, dan tengkleng.

Menu makan siang/Foto: Qraved
Menu makan siang/Foto: Qraved
"Oseng belutnya berasa pedas gurih. Bumbunya meresap ke seluruh daging belut. Maknyus!" komentar Fitri (23) yang tengah menikmati makan siang bersama keluarga.

Keasrian Kopi Bumbung/Foto: Hermard
Keasrian Kopi Bumbung/Foto: Hermard
Baik bumbung maupun sagon, merupakan kenangan  masa kanak-kanak Tri Winarno yang tak mungkin terlupakan. Pendirian Kopi Bumbung pada tahun 2018 merupakan upaya meneguhkan kenangan terhadap ayahnya yang selalu membawa air minum dalam bumbung ketika ke sawah dan sagon merupakan kue kesukaan seluruh keluarga.

Sesrawungan di gazebo Kopi Bumbung
Sesrawungan di gazebo Kopi Bumbung

Pelanggan bebas memilih tempat di bangunan utama atau di gazebo. Udara segar  akan membuat kita betah berlama-lama di sini. Terlebih warung Kopi Bumbung sudah dilengkapi dengan jaringan internet 

Bagaimana, siap membangun kenangan di Kopi Bumbung?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun