Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pedas Gurih Gudeg Gongso Bu Tini

9 Januari 2023   20:57 Diperbarui: 9 Januari 2023   21:01 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gudeg bubur tahu-telur Bu Tini/Foto: Hermard

Apa kuliner yang Anda buru saat berada di Yogyakarta? Gudeg, lupis, cenil, gethuk? Kalau hanya beberapa panganan tradisional itu, bisa didapatkan dengan sekali dayung saat menyusuri Jalan Diponegoro yang membujur di  sisi barat Tugu Pal Putih.

Lupis legendaris Mbah Satinem, terletak di pojokan pertigaan Jalan Bumijo dan Jalan Diponegoro, persisnya di seberang Warung Makan Lombok Ijo. Sejak pukul enam pagi, pelanggan lupis Mbah Satinem  rela  antre sambil menggenggam nomor urut. Kurang dari dua jam, lupis, cenil, gethuk  ludes laris manis. Lupis ini sudah ada sejak tahun 1963.

Lupis Mbah Santinem/Foto: GoTravelly
Lupis Mbah Santinem/Foto: GoTravelly
Gudeg Gongso Bu Tini berada di ujung timur Jalan Diponegoro, tepatnya di pasar tradisional Kranggan. Semula menempati salah satu kios di dalam pasar. Tetapi sejak  awal tahun 2022 bergeser ke luar pasar. Tepatnya di selasar timur pintu masuk depan, sehingga mudah terlihat saat orang  melintas di Jalan Diponegoro.

Mbak Nur melayani pelanggan/Foto: Hermard
Mbak Nur melayani pelanggan/Foto: Hermard
"Sengaja pindah keluar biar mudah dicari pelanggan, mudah terlihat," ujar Mbak Nur, penerus usaha gudeg Bu Tini.
Saat di dalam pasar, label yang digunakan  adalah "Gudeg Bu Tini", begitu menempati selasar, label berubah menjadi "Gudeg Gongso Bu Tini".

Nikmatnya Gudeg Gongso Bu Tini/Foto: FB Gudeg Gongso Bu Tini
Nikmatnya Gudeg Gongso Bu Tini/Foto: FB Gudeg Gongso Bu Tini
Label ini dipasang bukan tanpa alasan. Menurut Nur Adma Wanti (39) dalam proses pengolahannya, gudeg  digongso atau dimasak menggunakan tungku api dengan bahan bakar  kayu. Pengolahan dengan cara ini menjadikan gudeg memiliki tekstur dan aroma berbeda dibandingkan gudeg lainnya.

Pembeda lain cukup signifikan, Gudeg Gongso Bu Tini memiliki citarasa  tidak terlalu manis.  Rasa yang menonjol merupakan perpaduan citarasa pedas dan gurih  berasal  dari sambal goreng krecek dan kuah areh.

Pedas gurih Gudeg Gongso Bu Tini/Foto: Hermard
Pedas gurih Gudeg Gongso Bu Tini/Foto: Hermard

Rasa manis Gudeg Gongso Bu Tini  berasal dari nangka muda dengan tambahan santan,    gula merah, dan sejumlah bumbu dapur lainnya.  

Gudeg Gongso Bu Tini  dikenal masyarakat sejak tahun 1982. Gudeg dilengkapi berbagai macam lauk berupa daging ayam kampung, telur, tahu atau tempe. Penyajiannya  bersama   nasi atau bubur, sambal krecek, disiram areh.

Konon gudeg merupakan makanan tradisional, dimasak dengan kesabaran tingkat dewa karena dalam pengolahannya harus terus diaduk perlahan selama delapan belas jam dengan nyala api tidak terlalu besar. Dari proses mengaduk (hangudeg: diaduk-aduk) inilah etimologi munculnya kata gudeg.

Tentu saja selain Gudeg Gongso Bu Tini, Anda bisa memilih gudeg Djuminten, gudeg Pawon, gudeg Bu Tjitro, gudeg Sagan, gudeg Batas Kota, gudeg Bu Ahmad, atau gudeg lainnya di daerah Barek maupun Wijilan. Sungguh, Jogja memang kota gudeg!


*Herry Mardianto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun