Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memotret Tokoh Wayang di Puncak Gunung Gentong

30 Desember 2022   09:10 Diperbarui: 30 Desember 2022   09:18 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seandainya rekayasa lalulintas Yogyakarta-Wonosari (Gunungkidul)  tidak segera dipikirkan,  mungkin tidak lama lagi nasibnya akan sama dengan situasi jalan Jakarta-Puncak (Bogor) saat musim libur tiba: macet! 

Dua tahun terakhir ini, sensani kemacetan jalan Yogyakarta-Wonosari  terasa mulai menyesakan.

Keindahan alam Kabupaten Gunungkidul sepertinya hadir tanpa batas. Jogja lantai dua ini terus menawarkan berbagai jenis wisata alam menakjubkan. Keelokan Gunungkidul tidak hanya terbatas pada  pantai berpasir putih, eksotika gua, pesona air terjun, tetapi juga menyangkut keindahan bebatuan tinggi berupa Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Ireng, Gunung Gentong, Gunung Batur, dan Gunung Watu Gendong.

Rasa lelah saat mendaki gunung akan terbayar setimpal ketika  kita sampai di puncak gunung dengan pemandangan alam begitu menawan.
Itulah yang  terbayang saat saya diajak teman-teman penghobi foto  memotret di puncak Gunung Gentong.

Jalan Berliku/Foto: Hermard
Jalan Berliku/Foto: Hermard

"Ayo Mas, ini pasti seru. Kita  memotret model mengenakan kostum wayang," ajak Mas Latief lewat telepon.

Esoknya, saya bersama Mas Listyo, Kang Wirya, Cik Hen, Mas Latief, dan Mas Sholeh, menempuh perjalanan ke arah Wonosari melewati Bukit Bintang, Patuk. Di pertigaan Sambipitu, mobil putih yang dikemudikan Mas Listyo berbelok ke kiri menuju Kecamatan Nglipar. Setelah SD Klebu, belok ke kiri ke arah Kecamatan Gedangsari. Jalan menyempit, menanjak,  berbatu, kadang mobil agak tergoncang. Sampai di Dusun Manggung, belok ke kiri dan sampailah di Gunung Gentong. Perjalanan sejauh empat puluh kilometer itu lumayan lancar karena belum musim liburan. Ini merupakan pendakian kedua karena sebelumnya kami pernah ke sini berburu sunset dengan foto siluet.

Sunset Gunung Gentong/Foto: Hermard
Sunset Gunung Gentong/Foto: Hermard
Mendaki gunung Gentong di wilayah Gedangsari  memerlukan tenaga ekstra   menapaki banyak anak tangga dan menelusuri jalan setapak  terjal.   Risiko kami tempuh demi mendapatkan  foto (setidaknya menurut kami)  unik dan memiliki sensasi berbeda dalam menghadirkannya. Terlebih kali ini kami mengajak beberapa anggota Karang Taruna desa Gedangsari terlibat dalam pemotretan memakai kostum wayang.

Kebersamaan di Gunung Gentong/Foto: Hermard
Kebersamaan di Gunung Gentong/Foto: Hermard
Indonesia dikenal karena memiliki beragam kesenian tradisional, salah satunya wayang orang (wayang wong). Merupakan wayang yang dimainkan beberapa orang sebagai tokoh dalam cerita wayang. Menurut literatur, wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.

Salah satu tokoh yang terkenal adalah Arjuna, berparas menawan, berhati lemah lembut. Dalam Mahabharata diriwayatkan  ia merupakan putra Prabu Pandu (raja Hastinapura) dengan  Kunti (putri Prabu Surasena). Tokoh lainnyal adalah Gatotkaca, putra Bima  (Werkudara) dari keluarga Pandawa. Ibunya bernama Arimbi.  Dalam peperangan besar di Kurusetra, ia menewaskan banyak sekutu Kurawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.

Menyatu dengan Awan/Foto: Hermard
Menyatu dengan Awan/Foto: Hermard
Beberapa anak gunung Gentong,  mencapai puncak ketinggian hanya dengan cara merayap di dinding-dinding batu gunung, tidak melewati jalan setapak maupun anak tangga.  Sungguh, melihat mereka merayap dinding gunung tanpa alat pengaman, membuat jantung berdegup   kencang.

Anak-anak Gunung Gentong/Foto: Hermard
Anak-anak Gunung Gentong/Foto: Hermard

"Tidak usah mencemaskan mereka, Mas. Gunung ini dunia mereka. Anak-anak itu sudah terbiasa memilih jalan pintas," ujar Titin   menatap kerisauan di  wajahku.

Anak-anak belasan tahun itu  berjalan santai di pinggiran gunung yang langsung berbatasan dengan jurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun