Mohon tunggu...
Herry Kiswanto
Herry Kiswanto Mohon Tunggu... Dosen - Web developer dan Dosen Sekolah Tinggi Teologi Khatulistiwa Sintang - Kalimantan Barat

Web developer yang juga hobby menulis :-D

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Solusi Efektif Mengatasi Masalah Siswa Tidak Mengerjakan PR

8 November 2023   13:11 Diperbarui: 9 November 2023   15:49 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Anda pernah mengalami tantangan yang sulit dalam melibatkan siswa untuk mengerjakan dan mengumpulkan pekerjaan rumah (PR)? Jika ya, maka Anda berada di tempat yang tepat! 

Pada artikel ini, Saya akan memberikan solusi efektif kepada Anda untuk memecahkan masalah siswa yang tidak mengerjakan dan megumpulkan PR. Tidak hanya itu, saya juga akan membahas teknik-teknik kreatif yang dapat membantu meningkatkan motivasi mereka dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. 

Jadi, bersiaplah untuk menjadikan PR sebagai momen yang menyenangkan bagi para siswa dan meningkatkan produktivitas kelas. Yuk baca selengkapnya!

Mengapa Banyak Siswa Tidak Mau Mengerjakan dan Mengumpulkan PR?

Ada banyak alasan mengapa banyak siswa tidak mau mengerjakan dan mengumpulkan PR-nya. Hal ini dapat menjadi masalah serius bagi para guru dan orang tua, karena PR memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar siswa.

Salah satu alasan utama adalah karena kurangnya motivasi dari siswa. Banyak siswa yang merasa terbebani dengan tugas-tugas sekolah dan beban kegiatan lain di luar jam pelajaran. Ini membuat mereka merasa malas untuk meluangkan waktu ekstra untuk menyelesaikan PR.

Selain itu, beberapa siswa juga mungkin tidak memahami pentingnya PR dalam proses pembelajaran. Mereka berpikir bahwa hanya mengikuti pelajaran di kelas sudah cukup, tanpa perlu melakukan tugas tambahan di rumah. Padahal, PR dapat membantu meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi yang diajarkan di kelas.

Tidak jarang pula ada faktor ketidakefektifan sistem pendidikan yang membuat siswa kurang termotivasi untuk menyelesaikan dan mengumpulkan PR-nya. Jika sistem tersebut kurang memberikan konsep yang jelas tentang cara melakukan tugas atau jika evaluasi atas kemajuan belajar tidak cukup transparan, maka hal ini bisa membuat   siswa kehilangan motivasi untuk mengerjakan PR.

Terakhir, banyaknya kesibukan lain yang dihadapi siswa juga dapat menjadi faktor utama mengapa mereka enggan menyelesaikan dan mengumpulkan PR. Banyak siswa yang memiliki jadwal yang padat dengan kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan belajar, atau pekerjaan sambilan. Hal ini membuat mereka kurang memiliki waktu untuk mengerjakan PR.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi para guru dan orangtua untuk membantu meningkatkan motivasi siswa dalam menyelesaikan PR dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya tugas ini dalam proses pembelajaran. Selain itu, sistem pendidikan juga perlu dievaluasi agar dapat memberikan dorongan dan dukungan yang lebih efektif kepada siswa dalam menyelesaikan dan mengumpulkan PR-nya.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Siswa tidak mengerjakan PR

Faktor-faktor yang memengaruhi siswa tidak mengerjakan PR dapat bervariasi dan kompleks. Para guru sering kali menghadapi tantangan ini dalam proses belajar mengajar, karena tanpa adanya PR yang dikumpulkan, hasil belajar siswa bisa terganggu. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor apa saja yang memengaruhi  siswa tidak mengerjakan PR agar solusi yang tepat dapat diberikan.

Salah satu faktor utama yang dapat memengaruhi siswa tidak mengerjakan PR adalah kelelahan fisik dan mental. Sebagian besar siswa memiliki jadwal harian yang padat dengan kegiatan ekstrakurikuler atau kursus tambahan di luar jam sekolah. Hal ini membuat mereka menjadi lelah dan kurang bersemangat dalam mengerjakan PR saat pulang ke rumah. Selain itu, tekanan akademis yang tinggi juga dapat menyebabkan stres pada siswa sehingga mereka merasa tidak mampu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Selain faktor eksternal seperti kelelahan dan tekanan akademis, faktor internal seperti motivasi juga turut berperan dalam menyebabkan siswa tidak mengerjakan PR. Motivasi  yang rendah dapat disebabkan oleh kurangnya minat atau pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Jika mereka merasa bahwa mengerjakan PR tidak akan memberikan manfaat bagi perkembangan akademik mereka, maka kemungkinan besar mereka akan mengabaikan tugas tersebut.

Bertambahnya penggunaan teknologi juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi siswa tidak mengerjakan PR. Dengan adanya media sosial dan permainan online yang menarik, siswa seringkali lebih memilih untuk menggunakan waktu mereka untuk bersosialisasi atau bermain daripada mengerjakan PR. Selain itu, kemudahan akses informasi melalui internet juga membuat beberapa siswa menjadi malas karena mereka bisa dengan mudah menyalin jawaban dari sumber lain tanpa harus secara aktif belajar.

Kesulitan materi atau tugas yang diberikan juga dapat menyebabkan siswa tidak mengerjakan PR. Jika tugas terlalu sulit atau kompleks, beberapa siswa mungkin merasa putus asa  dan menyerah sebelum mencoba menyelesaikannya. Hal ini bisa mengakibatkan mereka memilih untuk tidak mengumpulkan PR daripada menunjukkan tugas yang belum sempurna.

Gambar ilustrasi.  Sumber: gurunda.com
Gambar ilustrasi.  Sumber: gurunda.com

Terakhir, faktor lingkungan juga dapat memengaruhi  siswa tidak mengerjakan PR. Jika siswa tinggal di lingkungan yang kurang kondusif atau memiliki gangguan seperti suara berisik atau kehadiran saudara kandung yang akrab, maka fokus mereka dalam mengerjakan tugas akan terganggu dan menyebabkan mereka tidak dapat menyelesaikan PR dengan baik.

Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi siswa tidak mengerjakan PR, guru dapat memberikan solusi yang tepat untuk meningkatkan motivasi dan kesuksesan siswa dalam belajar. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah memberikan tugas sesuai dengan kemampuan dan minat siswa, memberi waktu yang cukup untuk istirahat dan relaksasi, serta menciptakan lingkungan belajar yang   kondusif dan tidak mengganggu. Selain itu, guru juga dapat memberikan motivasi dan dukungan yang diperlukan bagi siswa agar mereka lebih termotivasi dan bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

Beberapa Tips Guru Memotivasi Siswa yang tidak Mengerjakan PR

Bagi para guru, masalah siswa tidak mengerjakan dan mengumpulkan PR adalah hal yang sering kali dihadapi. Namun, dengan adanya tips-tips berikut ini, diharapkan dapat membantu memotivasi siswa Anda untuk tetap semangat dalam mengerjakan dan mengumpulkan PR mereka.

1. Memberikan Penjelasan yang Jelas

Siswa cenderung malas atau tidak termotivasi jika mereka tidak memahami tujuan dari tugas yang diberikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk memberikan penjelasan yang jelas tentang tujuan dari mengerjakan dan mengumpulkan PR tersebut. Dengan begitu, siswa akan lebih mengerti pentingnya tugas tersebut dan termotivasi untuk menyelesaikannya dengan baik.

2. Buat Tugas yang Menarik

Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak siswa merasa bosan saat diberi tugas rutin seperti melengkapi soal-soal latihan atau menulis rangkuman buku teks. Sebagai guru, cobalah berkreasi membuat tugas yang lebih menarik seperti pemecahan masalah kreatif atau membuat presentasi tentang topik tertentu. Dengan begitu, siswa akan lebih bersemangat untuk menyelesaikan tugas karena merasa lebih tertantang dan terlibat dalam proses belajar.

3. Berikan Pujian dan Penghargaan

Memberikan pujian dan penghargaan kepada siswa yang mengerjakan dan mengumpulkan PR dapat memberikan motivasi tambahan bagi mereka. Hal ini juga bisa memicu semangat kompetitif di antara siswa, sehingga mereka akan berlomba-lomba untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.

4. Jadwalkan Waktu yang Tepat

Jika banyak siswa yang malas atau tidak termotivasi saat mengerjakan PR di rumah, coba jadwalkan waktu khusus di sekolah untuk mengerjakan tugas tersebut. Misalnya setelah jam pelajaran selesai atau selama istirahat, sehingga guru dapat memberi bimbingan langsung kepada siswa dalam menyelesaikan PR.

5. Bekerja sama dengan Orang Tua

Ketidakmampuan siswa untuk menjawab  dan menyelesaikan tugas dapat disebabkan oleh kurangnya bimbingan dan dukungan di rumah. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk berkomunikasi dengan orang tua siswa dan meminta mereka untuk membantu mengawasi anak-anaknya dalam menyelesaikan tugas. Dengan begitu, siswa akan merasa didukung dan lebih termotivasi untuk menyelesaikan PR.

6. Beri Tahu Konsekuensi Jika Tidak Menyelesaikan PR

Guru juga perlu memberitahu konsekuensi yang akan diterima jika siswa tidak mengerjakan PR atau mengumpulkannya terlambat. Misalnya mendapat penalti nilai, tugas tambahan, atau tidak diizinkan ikut ujian jika tidak mengerjakan PR tersebut. Dengan adanya konsekuensi ini, siswa akan lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan dan mengumpulkan tugas.

7. Libatkan Siswa dalam Penilaian

Melibatkan siswa dalam proses penilaian PR dapat   memberikan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Misalnya meminta mereka untuk menilai kualitas tugas teman mereka atau memberikan saran perbaikan untuk tugas mereka sendiri. Dengan begitu, siswa akan lebih bersemangat untuk menyelesaikan PR dengan baik.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, diharapkan dapat membantu memotivasi siswa Anda dalam mengerjakan dan mengumpulkan PR dengan lebih semangat dan bertanggung jawab. Selain itu, adanya komunikasi yang baik antara guru, siswa dan orang tua juga merupakan kunci penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan produktif.

Peran Orang Tua dan Guru dalam Menumbuhkan Kedisiplinan Siswa

Peran orang tua dan guru sangat penting dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa terutama dalam hal mengerjakan dan mengumpulkan PR. Kedisiplinan merupakan salah satu nilai yang harus ditanamkan sejak dini agar siswa dapat memiliki perilaku yang baik dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Sebagai orang tua, di rumahlah awal pembentukan karakter anak dimulai. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh perilaku disiplin kepada anak. Misalnya, mengatur jadwal harian yang terstruktur untuk anak termasuk waktu untuk mengerjakan PR. Selain itu, juga penting bagi orang tua untuk memantau dan memberikan dorongan serta motivasi kepada anak agar mereka dapat menyelesaikan dan mengumpulkan PR tepat waktu.

Selain peran dari orang tua, guru juga memiliki peranan yang vital dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa dalam hal mengerjakan PR. Guru dapat memberikan pengarahan serta pengertian kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru juga dapat membuat aturan dan konsekuensi yang jelas jika ada siswa yang tidak menyelesaikan atau tidak mengumpulkan PR dengan alasan apapun.

Selain itu, guru juga dapat memberikan bantuan   dan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan PR. Dengan demikian, siswa akan merasa didukung dan termotivasi untuk belajar secara lebih disiplin.

Komitmen dari orang tua dan guru sangat penting dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa. Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk membentuk perilaku disiplin yang baik pada anak-anak. Dengan adanya dukungan dan arahan yang konsisten dari kedua belah pihak, diharapkan siswa dapat memiliki kedisiplinan yang kuat sehingga dapat mencapai prestasi yang lebih baik di masa depan.

Selain peran orang tua dan guru, lingkungan sekolah juga dapat berkontribusi dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa. Lingkungan yang tertata, teratur, dan disiplin akan mempengaruhi perilaku siswa. Oleh karena itu, peran Kepala Sekolah dan seluruh Staf Pengajar dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan disiplin sangatlah penting.

Di samping itu, media sosial juga dapat berperan dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa. Orang tua dan Guru dapat memanfaatkan media sosial untuk memberikan pengingat atau pengarahan kepada siswa tentang pentingnya disiplin dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.

Dengan adanya kesadaran dari semua pihak tentang pentingnya kedisiplinan di lingkungan sekolah, diharapkan akan terbentuk generasi yang lebih disiplin dan berkarakter baik. Hal ini tidak hanya akan berdampak pada prestasi akademik siswa, tetapi juga pada sikap mereka di kehidupan sehari-hari  dan masa depan yang lebih baik.  

Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu bekerja sama untuk memberikan pengertian yang baik tentang pentingnya kedisiplinan dalam kehidupan siswa. Selain itu, perlu ada komunikasi yang terbuka antara orang tua dan guru untuk memantau perkembangan kedisiplinan siswa. Dengan dukungan dan kerja sama yang baik, diharapkan akan tercipta generasi yang lebih disiplin, berprestasi, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun