Mohon tunggu...
Herry Dim
Herry Dim Mohon Tunggu... Seniman - Pekerja seni, penulis seni/kebudayaan, dan lingkungan hidup

Pekerja seni, lukis, drama, tata panggung teater, menciptakan wayang motekar. Pernah menulis di berbagai media serta berupa buku, aktif juga dalam gerakan-gerakan lingkungan hidup dan pertanian. Kini menjadi bagian dari organisasi Odesa Indonesia, dan sedang belajar lagi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ode untuk IA

24 Desember 2021   11:27 Diperbarui: 24 Desember 2021   11:40 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

dan tibalah dikau di ruang pengabdian

ruang luas takberbatas

bahkan tanpa lampu tanpa penghias

. . . . .

diskusi indah dan takindah

telah menjadi lampau

memudar dan menghilang

. . . . .

jangankan uang dan sebentuk bayaran

bahkan ada dan takada tepuk tangan

. . . . .

pun

. . . . .

dalam gelap hujan berhalilintar

di lembah cipaku

dikau menari mewujud air

menjadi halilintar

. . . . .

di pelataran cetha yang disucikan

dikau sapa rembulan

menebar cinta bersama gerimis

. . . . .

sungai bacin ah teramat kotor

berkeramas malah dikau di sana

rakit mengambang di ciliwung

. . . . .

wening

. . . . .

air matamu menitik

bersatu dengan tirta situ talaga

menari bersama ikan-ikan berloncatan

. . . . .

deru mesin-mensin penghancur

dikau ubah jadi pirig kupu tarung

tegak di sana: melawan

. . . . .

bersama sss dan dua lembar daun pisang

sssssss... desis dikau bukan ular

saksinya bulu kuduk nan meremang

. . . . .

ruang luas takberbatas

tempat dikau menghentak soder

tanpa lampu tanpa penghias

. . . . .

luruh dikau bersama semesta

menjadi semesta

aku menatap sambil belajar

---------------

[ditulis sesungguhnya saat IA menari di tengah hujan dan halilintar di Cipaku, tahunnya lupa, tak usai dan/atau merasa tulisan ini selalu mentah maka tak pernah diselesaikan - di ujung 2014 ditengok dan diolah kembali, di penghujung 2021 ada yang tumbuh...]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun