***
Tidak hanya sapaan "selamat pagi", masyarakat kita juga cenderung tidak biasa mengucapkan dua kata penting lain, yaitu "maaf" dan "terima kasih".
Di negara-negara maju yang saya tahu, dua kata itu keluar dengan spontan saat ada kejadian yang menuntut keluarnya ucapan itu. Kata "maaf/permisi" ("excuse me, sumimasen") biasa diucapkan untuk meminta pengertian karena telah membuat orang lain agak terganggu.Â
Ketika akan duduk di dalam bis kota atau kereta api, misalnya, seseorang akan spontan mengucapkan kata itu kepada orang lain yang sudah duduk di sebelah kursi kosong itu jika orang itu perlu sedikit menggeser posisi duduknya.
Di sini, saya tidak terlalu sering mendengar orang mengucapkan kata "maaf/permisi" kepada orang yang telah duduk di sebelahnya.
Kata "maaf" yang lain, yang berarti "sorry", lebih jarang lagi diucapkan oleh kebanyakan kita. Saya, misalnya, tidak biasa bilang "maaf" ketika saya secara tidak sengaja menyikut orang lain di dalam lift yang tidak sesak, atau melempar kertas ke keranjang sampah tapi meleset mengenai badan anak saya, dan banyak lagi kejadian seperti itu.
Kata "terima kasih" juga jarang saya ucapkan kepada istri saya ketika ia menyajikan segelas teh manis di sore hari, atau kepada kasir di suatu toko swalayan ketika saya menerima barang belanjaan yang saya beli. Saya juga dulu tidak biasa mengucapkan terima kasih kepada supir kantor setelah tiba di rumah. Saya menganggap itu sudah tugasnya, jadi saya tidak perlu berterima kasih.
***
Mengucapkan sapaan "selamat pagi, maaf, terima kasih" adalah penting untuk membentuk masyarakat yang peduli pada orang lain. Menerima ucapan itu membuat kita merasa dihargai, diakui keberadaan kita, membuat kita merasa berguna dalam masyarakat. Dan mengucapkan sapaan itu membuat kita merasa nyaman, memandang orang lain dengan kacamata positif, dan mencuatkan rasa bahagia dalam hati.
Andaikata setiap orang terbiasa memberikan perhatian dan penghargaan kepada orang lain tanpa mempertimbangkan statusnya, maka hubungan antarorang tentulah akan lebih baik.
Jika kita semua terbiasa mengucapkan kata-kata itu kepada siapapun, maka masyarakat yang saling menyayangi dan menghormati akan terwujud. Dan sekat-sekat dalam masyarakat yang masih ada karena perbedaan agama, ras, dan kelas sosial itu akan bisa lebur.Â