Mohon tunggu...
Herry Darwanto
Herry Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ingin menikmati hidup yang berkualitas

Penyuka musik keroncong & klasik, gemar berkebun, penggemar jajan pasar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Untuk Keadilan, Hubungan Kerja Pemasok dan Petani Perlu Diatur

7 Juli 2018   14:38 Diperbarui: 8 Juli 2018   12:45 2723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola perdagangan bahan pangan seperti itu memberikan keuntungan yang sangat besar bagi supermarket. Menurut Oxfam, toko eceran raksasa Walmart menerima laba sebesar 486 miliar dolar AS pada tahun 2016. Laba sebesar ini sama dengan Pendapatan Nasional Bruto negara Norwegia atau Nigeria. 

Kemudian delapan supermarket terbesar dunia membukukan penjualan sebesar 1 triliun dolar AS dan keuntungan sebesar 22 miliar dolar AS pada tahun yang sama. Sebagian besar laba ini, sekitar 15 milar dolar AS, diserahkan kepada pemegang saham. Para direksi mendapat penghasilan yang cukup besar.

Upah tidak mencukupi

Keuntungan yang diterima pemegang saham dan direksi supermarket itu berbanding terbalik dengan penghasilan yang diterima petani dan buruh pabrik pengolahan hasil pertanian. Penghasilan yang mereka terima sangat rendah sehingga tidak mencukupi kebutuhan pokok hidupnya.

Di Afrika Selatan, misalnya, lebih dari 90% pekerja wanita di perkebunan anggur tidak memiliki makanan yang cukup pada bulan sebelum survei dilakukan. Sepertiga dari buruh wanita menyatakan ia atau anggota keluarganya pernah tidur dalam keadaan lapar setidaknya satu kali dalam bulan itu.

Di Filipina, 72% pekerja perkebunan pisang wanita menyatakan khawatir tidak dapat membri makanan pada keluarganya pada bulan sebelum survei dilakukan. Di Thailand, lebih dari 90% pekerja pabrik pemrosesan makanan laut yang disurvei melaporkan tidak mempunyai cukup makanan pada satu bulan sebelum survei. Diantara mereka, 54% dari pekerja wanita menyatakan tidak punya makanan sama sekali selama beberapa hari pada waktu yang sama.

Hubungan kerja yang lebih adil

Terhadap nasib petani dan buruh pabrik yang mengenaskan dan perlakukan tidak adil yang mereka terima Oxfam memberikan beberapa saran solusi. Diantaranya adalah harga produk pertanian di supermarket perlu dinaikkan untuk menambah penghasilan petani dan buruh pabrik tingkat bawah. Sedikit kenaikan harga produk pangan sudah dapat memberikan penghasilan yang mencukupi kebutuhan dasar mereka.

Kemudian pemerintah disarankan untuk memberikan perlindungan kepada petani dan buruh pabrik dari penyalahgunaan  kekuasaan supermarket dan para pemasoknya. Mereka perlu diperjuangkan untuk dapat bernegosiasi secara setara dengan pemasok atau majikan mereka, dan hak-hak dasar mereka harus diakui dan diakomodasi.

Bagaimana dengan petani dan buruh industri pangan di Indonesia? Mudah-mudahan riset Oxfam ini memberikan banyak pelajaran bagi semua pihak yang terkait.---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun