Mohon tunggu...
Herry Darwanto
Herry Darwanto Mohon Tunggu... Freelancer - Ingin menikmati hidup yang berkualitas

Penyuka musik keroncong & klasik, gemar berkebun, penggemar jajan pasar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"America First", Tidak Berarti Amerika Serikat Jalan Sendiri

27 Januari 2018   16:33 Diperbarui: 27 Januari 2018   20:09 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu adalah pernyataan Presiden AS Donald Trump dalam Pertemuan Tahunan World Economic Forum (WEF) 2018 baru-baru ini di Davos, Swiss.  Dalam forum itu Presiden Trump juga menjelaskan berbagai kebijakan dan pandangannya terhadap ekonomi global. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut (sumber: Ross Chainey).

Amerika berharap setiap orang dapat hidup makmur, dan setiap anak dapat tumbuh bebas dari kekerasan, kemiskinan, dan ketakutan. Impian Amerika adalah pekerjaan yang mulia, rumah yang aman, dan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka.

Setelah bertahun-tahun mengalami stagnasi, Amerika Serikat sekali lagi mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat. Pasar saham terus memecahkan rekor satu demi satu, menambah lebih dari $ 7 triliun kekayaan baru sejak awal pemerintahan Trump. Kepercayaan konsumen, bisnis, dan industri menempati posisi tertinggi setelah puluhan tahun. Sebanyak 2,4 juta lapangan pekerjaan telah tercipta, optimisme pengusaha kecil kini berada pada titik tertinggi sepanjang masa. Tingkat pengangguran baru berada di titik terendah dalam kurun waktu setengah abad.

Menurut Presiden Trump, dunia menyaksikan kebangkitan Amerika yang kuat dan makmur, Amerika yang terbuka untuk bisnis. Tarif pajak perusahaan diturunkan dari 35% menjadi 21%. Akibatnya, jutaan pekerja menerima potongan pajak dari pengusaha, dan rata-rata pendapatan rumah tangga meningkat lebih dari empat ribu dolar (atau Rp 50 juta lebih) setahun terakhir ini.

Sekarang adalah waktu yang tepat untuk membawa bisnis, pekerjaan, dan investasi ke Amerika Serikat, seru Presiden Trump. Hal ini karena pemerintah AS telah mengurangi peraturan yang tidak perlu secara besar-besaran. Peraturan ibarat pajak siluman, katanya. Di Amerika Serikat, seperti di banyak negara, birokrat yang tidak terpilih memberlakukan peraturan yang anti-bisnis dan anti-pekerja, yang merugikan warga negara, tidak ada debat legislatif, tidak ada pertanggungjawaban konkret. Di AS, hari-hari itu telah berlalu.

Sebagai Presiden Amerika Serikat, Trump menetapkan slogan "America First", seperti halnya para pemimpin negara lain menempatkan negara mereka terlebih dahulu. Tapi mengutamakan Amerika tidak berarti Amerika berjalan sendiri. Ketika ekonomi AS tumbuh, maka begitu pula ekonomi dunia. Kemakmuran Amerika telah menciptakan banyak pekerjaan di seluruh dunia. Dorongan untuk mencapai keunggulan, kreativitas dan inovasi di Amerika Serikat telah menghasilkan penemuan penting yang membantu orang di mana saja untuk hidup dengan lebih sehat dan sejahtera.

Mengenai perdagangan global, Presiden Trump menjelaskan bahwa bersamaan dengan upaya mereformasi ekonomi domestik untuk memperluas pekerjaan dan pertumbuhan, pemerintah AS juga berupaya mereformasi sistem perdagangan internasional agar kemakmuran bersama meningkat, dan penghargaan diterima oleh mereka yang bermain sesuai aturan.

Dunia tidak dapat memiliki perdagangan bebas dan terbuka jika beberapa negara mengeksploitasi sistem dengan mengorbankan negara lain. AS mendukung perdagangan bebas, tapi menuntut  tindakan yang fair dan timbal balik dari negara lain, karena pada akhirnya perdagangan yang tidak adil akan meruntuhkan semua pihak. Sebagaimana setiap pemimpin negara melindungi kepentingan negaranya, Trumph sebagai Presiden Amerika Serikat juga harus selalu melindungi kepentingan negara, perusahaan, dan pekerja AS.

Amerika Serikat siap untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan bilateral yang saling menguntungkan dengan semua negara, termasuk dengan negara-negara pembentuk Trans-Pacific Partnership (TPP). AS sudah sepakat dengan beberapa negara dan akan mempertimbangkan untuk bernegosiasi kembali dengan negara-negara lainnya.

Untuk membuat dunia lebih aman dari kelompok penganggu, teroris, dan kekuatan revisionis, AS meminta negara lain untuk berinvestasi dalam pertahanan mereka sendiri dan untuk memenuhi kewajiban finansial mereka. Mewujudkan keamanan bersama mengharuskan setiap negara untuk berkontribusi dengan adil.  Pemerintah AS telah memimpin upaya bersejarah di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan di seluruh dunia, untuk menyatukan semua negara dalam mengkampanyekan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Amerika adalah negara dengan ekonomi termaju di dunia, namun sistem imigrasi AS terjebak di masa lalu. AS harus mengganti sistem migrasi rantai keluarga besar sekarang ini dengan sistem migrasi berbasis kecakapan.  Pendatang baru dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada ekonomi AS, untuk mendukung diri mereka sendiri secara finansial, dan untuk memperkuat negara AS.

Dalam upaya membangun kembali ekonomi, Pemerintah AS berkomitmen penuh untuk memperkuat angkatan kerjanya. Pemerintah AS akan membebaskan orang dari ketergantungan menjadi ketidaktergantungan, karena program anti-kemiskinan yang terbaik adalah meningkatkan penghasilan.

Untuk itu, selain menambah modal, juga harus ada investasi pada masyarakat. Jika orang dilupakan, maka dunia akan retak. Hanya dengan mendengar dan menanggapi suara mereka, maka masa depan yang cerah akan benar-benar dimiliki semua orang.

***

Pidato Presiden Trump ternyata enak didengar, tidak ada kesan ia menyusahkan negara lain dengan "America First" dan kebijakan  proteksionisnya. Sebagai Presiden, Trump berhak dan bahkan harus mengutamakan negaranya sendiri sebelum membantu negara-negara lain. Ia siap berdialog untuk mencapai kesepakatan dagang dengan negara-negara lain, sendiri-sendiri atau berkelompok, asal untuk kepentingan bersama.

Upayanya mereformasi ekonomi domestik, mirip dengan apa yang dilakukan Presiden Jokowi dengan belasan paket kebijakan ekonominya. Presiden Trump beruntung, data-data ekonomi AS akhir-akhir ini menunjukkan perkembangan yang positif, sehingga ia percaya diri akan langkah-langkahnya, yang semula diragukan keberhasilannya.

Apakah misi utama kedatangannya di Davos akan tercapai, yaitu mengundang pebisnis dunia untuk berinvestasi di AS, hanya waktu yang akan menunjukkan. Tetapi dari sisi pertunjukan, sesi Trump berpidato konon yang terbanyak pengunjungnya setelah Nelson Mandela berpidato di forum yang sama tahun 1992 lalu. Dunia ingin mendengar apa yang akan dilakukan oleh Presiden Trump.

Kita berharap agar ekonomi AS tumbuh lebih baik tahun-tahun depan ini, sehingga ekonomi dunia dapat terhela, tumbuh dan berkembang lebih pesat, yang berarti ekonomi Indonesia juga akan lebih terpacu.

--oo0oo--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun