Dalam sambutannya, disampaikan harapan agar kegiatan ini tidak hanya menjadi pelatihan satu kali saja, tetapi dapat ditindaklanjuti dengan pembinaan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan usaha para wanita wirausaha.
“Saya, selaku ketua pelaksana, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung acara ini, terutama kepada para peserta yang telah bersemangat mengikuti kegiatan. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan keterampilan baru dalam memanfaatkan bahan lokal, seperti jantung pisang dan ikan lele, menjadi produk bernilai ekonomis. Harapan kami, kegiatan ini dapat membuka wawasan dan menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat, sehingga kesejahteraan desa kita dapat meningkat. Semoga ilmu yang disampaikan instruktur dapat bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari”
peserta diberikan informasi mendalam mengenai jantung pisang dan ikan lele, mulai dari manfaat gizi, cara memilih bahan baku yang berkualitas, hingga teknik penanganan yang tepat untuk memastikan bahan baku tetap segar dan layak untuk diolah. dijelaskan bahwa jantung pisang yang sering kali dianggap sebagai limbah pertanian ternyata memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, seperti serat, vitamin, dan mineral. Begitu juga dengan ikan lele yang kaya akan protein dan asam lemak omega-3, sehingga sangat baik untuk kesehata. demikian yang dinarasikan Ketua Team Kegiatan Pengabdian Masyarakat : Suwinda Fibriani S.P., M.Biotek
Teknik Pengolahan dan Produksi Abon dengan praktek langsung pembuatan abon. Peserta diajak untuk mengikuti setiap tahap proses produksi secara detail, mulai dari persiapan bahan, pemasakan, hingga teknik pengemasan yang benar sehingga para peserta dapat langsung mempraktikkannya di rumah setelah kegiatan ini berakhir.
Tahapan pertama dalam pembuatan abon adalah membersihkan bahan baku. Jantung pisang dipotong dan direbus untuk menghilangkan getahnya yang dapat memberikan rasa pahit. Sementara itu, ikan lele dibersihkan dari duri dan tulang untuk mendapatkan daging yang siap diolah. Setelah bahan baku siap, tahap berikutnya adalah proses penggorengan dan pencampuran bumbu. Para peserta diajarkan bagaimana menggoreng bahan baku dengan suhu yang tepat untuk mendapatkan tekstur abon yang renyah dan tidak berminyak, serta cara mencampur bumbu dengan proporsi yang pas untuk menghasilkan cita rasa yang lezat. tips tambahan mengenai variasi rasa dan inovasi produk, seperti menambahkan rempah-rempah tertentu untuk memberikan aroma khas atau membuat abon dengan tingkat kepedasan yang berbeda sesuai dengan selera pasar.
Peserta diberikan wawasan tentang pentingnya pengemasan yang menarik dan higienis dalam meningkatkan daya tarik dan daya saing produk di pasar. Pengemasan yang baik tidak hanya berfungsi untuk menjaga kualitas produk, tetapi juga berperan dalam membangun citra merek dan menarik minat konsumen.
Pelatihan ini juga membahas strategi pemasaran yang efektif, baik melalui metode konvensional maupun digital. Para peserta diajarkan cara memanfaatkan media sosial sebagai platform pemasaran, mengingat semakin banyak konsumen yang mencari produk melalui platform online serta memberikan contoh-contoh sederhana mengenai cara membuat konten promosi yang menarik juga pentingnya interaksi untuk membangun kepercayaan dan loyalitas dengan pelanggan
Tanggapan dan harapan kedepan juga disampaikan oleh Bp. Cuk Widiyanto SH.MM selaku Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Nganjuk “Keberadaan Polije sangat membantu Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dalam hal pembinaan dan pelatihan bagi UMKM Nganjuk, sangat mengapresiasi dan salut, harapan kedepannya tetap bisa bersinergi untuk kegiatan yang lain dalam menunjang serta pengembangan UMKM dan Koperasi di wilayah Kabupaten Nganjuk”
Bp. Agung Evendy Kepala Desa Kelurahan Kauman Kab Nganjuk menyampaikan “Semoga keterampilan yang didapatkan tidak berhenti di sini, melainkan terus dikembangkan dan diaplikasikan, sehingga produk-produk ini bisa menjadi ciri khas desa kita. Kami, dari pihak pemerintah desa, akan terus mendukung kegiatan-kegiatan serupa yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi desa. Saya juga berharap kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak inovasi di masa mendatang. diharapkan semoga pelatihan seperti ini bisa terus berkelanjutan. Tidak hanya pada produk abon, tetapi juga pada pengembangan produk-produk lokal lainnya. Kami, pemerintah desa, akan berusaha mendukung inisiatif-inisiatif seperti ini. Bersama-sama, kita bisa mewujudkan desa yang mandiri secara ekonomi dan sejahtera. “
Ibu Siti sebagai peserta, menyatakan bahwa dirinya sudah lama tertarik untuk memulai usaha abon tetapi belum memiliki keterampilan yang cukup. Setelah mengikuti pelatihan ini, ia merasa lebih percaya diri untuk memulai usaha kecil-kecilan di rumah.