Selain karena penolakan dari para tokoh pergerakan lain, PFI nyatanya juga terlalu eksklusif sehingga tidak menyentuh masyarakat bawah pada saat itu. Berbeda dengan ide populis seperti gerakan Islam, Sosialis, atau Komunis yang lebih mudah dicerna dan lebih mendapat simpati oleh masyarakat kebanyakan.
Keberadaan Yang Sesaat
Keberadaan Partai Fasis Indonesia yang hanya sesaat di Indonesia cukup menarik untuk ditelusuri. Karena sebagai sebuah partai, keberadaannya merupakan cerminan dari pemikiran pendirinya.
Ide Fasisme Jawa yang diusung Dr. Notonindito bisa dikatakan merupakan gambaran dari perspektif beberapa bangsawan Jawa saat itu dalam memandang sejarah dan realita mereka. Di tengah masa penjajahan Belanda dan keterpurukan masyarakat pribumi. Para bangsawan Jawa ini masih merindukan masa-masa jaya mereka sebelum kedatangan orang Eropa.
Ide Jawasentris sebenarnya juga mengalir dalam organisasi lain seperti Boedi Oetomo, Jong Java, dan Komite Nasionalisme Jawa. Hanya saja PFI terlalu frontal mengedepankan visi kelompok mereka yang etno-sentris.
Keberadaan partai ini menggambarkan bagaimana semangat perjuangan kemerdekaan pada saat itu benar-benar beragam dan dinamis. Dari cerita ini juga kita bisa melihat bagaimana para tokoh bangsa saat itu ternyata sudah menanggalkan identitas pribadi mereka dan bersama menolak ide fasisme yang dibawa oleh Dr. Notonindito
Pada tahun-tahun berikutnya, fasisme masih eksis di Hindia Belanda lewat kiprah Partai Indonesia Raya yang berdiri pada 1935 yang membawa ide fasisme dalam bentuk yang berbeda. Yakni doktrin besar ultra-nasionalisme Indonesia Raya, Indonesia Mulia.
ReferensiÂ
Fachreza, D. (2021). "Pergerakan Fasisme dan Nasionalis-Sosialis Di Pulau Jawa Tahun 1933-1945". Avatara : Jurnal Pendidikan Sejarah, 10(3) : 1-10. Diakses melalui https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/41225
Oktorino, N. (2015). Nazi di Indonesia : Sebuah Sejarah yang Terlupakan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H