Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok, Mr. Jongos & Istana

11 April 2016   00:25 Diperbarui: 11 April 2016   02:21 2227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Back to Bullshit alias Taikebo Omong kosong malam ini…….

Well done, selamat malam, selamat sudah makan malam dan selamat menuju lokasi asmara bagi Jongos-jongos kenthirer yang seharian ini telah menikmati indahnya wiken bersama keluarga.

Back to the bockong this artikelinthir “Ahok, Mr.Jongos & Istana” tiga buah kata yang sekarang akan menjadi fokus taikebo alias bullshit omong kosong Gori malam ini, singkat rok mbak mini, clottkidot :

AHOK

Pertama saya tidak kenal Ahok secara pribadi dan tidak mengenal Ahok pula sebagai pimpinan saya, karena saya tidak berdomisili di Jakarta catet...!!, saya mengenal sebatas entitas dirinya dalam berita-berita (“pertama kali di acara kick andy”) dan bla bla bla lainnya, semakin menikmati sepak terjang Ahok ketika menjadi wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi di Tahun 2012.

Dan ketika itu bahkan ada artikel Gori dengan topik bahasan yang intinya jika Jokowi ingin berhasil menjadi Presiden maka paket wakil presidennya harus selevel dengan kemampuan Ahok sang wakil gubernur, karena Jokowi dan Ahok memiliki karakter yang berbeda, namun memiliki visi serta semangat yang sama untuk memperbaiki Jakarta kala itu, dan surprise artikel Gori tersebut dibaca hampir 15 juta hit di Planet Kenthir, ajaibnya yang paling banyak menanggapi adalah bangsa Peri, Kurcaci dan Troll.

Singkatnya, secara pribadi Gori tidak ada masalah kalau Ahok yang saat ini menjadi Gubernur kembali dipilih atau tidak dipilih oleh masyarakat Jakarta untuk kembali memimpin mereka disana, toh yang paling tahu kebaikan serta menikmati manfaat dipimpin oleh si Gubernur adalah masyarakat Jakarta itu sendiri, bukan Gori apalagi Mr.Jongos yang notabene saat ini tidak sedang berdomisili di Jakarta.

[caption caption="sumber : adinugraha.googleplus"][/caption]

MR.JONGOS

Sebagian dari kalian pasti akan mencap Gori Fukebo sebagai orang atau mahluk yang kasar atau bahkan kurang berbudaya, karena telah melabeli seseorang “yang tidak boleh disebut namanya” dengan istilah Mr.Jongos. Dalam hal ini Gori akan menerima segala caci maki, hinaan dan stigma negatif lainnya, karena Gori memang pantas menerimanya dan sadar diri bukan siapa-siapa apalagi apalah-apalah, sebab Gori hanya salah satu entitas terbodoh di Kompasiana ini.

Namun sebelum itu izinkan Gori mengucapkan selamat kepada Mr.Jongos, karena telah menaikkan derajat kata “Jongos” sebagai sebuah kata yang terhormat, plus sebuah kata yang juga diakuinya sebagai bagian dari dirinya sesuai pernyataannya : “Oh ya kalau mau tahu saya jongosnya siapa tanya saja sama majikan saya hahaha....”

Dalam salah satu artikelnya Mr.Jongos jelas menasbihkan kata “Jongos” kepada salah seorang Tokoh yaitu Yusril Ihza Mahendra, yang kemudian karena muncul protes serta kontra terhadap istilah ini, dia berupaya membelokkan makna berbau penghinaan ini dengan mengklarifikasi bahwa jongos itu artinya Pemuda ini, itu dan bla bla bla. Alangkah gelinya Gori, melihat cara Mr.Jongos mengklarifikasi blundernya ini dengan cara memberikan makna lain, namun jelas bertolak belakang dengan makna yang disasar pada artikelnya tersebut kepada Pembaca di Kompasiana, andaikan klarifikasi ini hanya Gori si Bodoh yang membaca (okelah xixixi), tapi aduh sayangnya di Kompasiana ini banyak banget orang cerdas, masa mau dibodohi dengan klarifikasi dangkal, sedangkal alasan yang dipaksakan? Hayaaah hancur pala berbie coi wakakakakak.

Apakah ini masalah bagi Gori? tentu tidak, kenapa jadi Baper ketika orang yang diingatkan oleh si Benyu dengan dua artikelnya hanya cuek bebek marmut saja? Gori mah mencoba memahami saja, apalagi kalau melihat kelakuan Mr.Jongos yang menghapus komentar-komentar yang tidak disukainya pada artikel-artikelnya, dan hanya membiarkan komentar yang dia atau tuannya sukai saja untuk tetap ada di artikelnya, maka tidak salah kalau dia panggil dengan sebutan Mr.Jongos, oleh beberapa Ker’s.... so pity.

Oh yah... sebelum lupa, Mr.Jongos, sejelek-jeleknya Yusril dimata anda, minimal dia pernah membaktikan dirinya menjadi Menteri lho, bahkan hingga hari ini masih menjadi salah satu ahli hukum tata negara yang cukup disegani di Negara kita. Perihal dia saat ini sedang melobi Partai-partai untuk mendukungnya di Pilkada DKI, hal itu biasa dan wajar-wajar saja dilakukan, bukan sebuah tindakan atau langkah politik yang layak hinaan dengan istilah “Jongos”, so pertanyaannya jasa dan bakti sebesar apa yang telah Mr.Jongos berikan kepada Negara ini? Mari kita sama-sama berkaca bersama muka jelek Gori Fukebo... hihihihi.  

[caption caption="sumber : www.ngakak.ayuku.com"]

[/caption]

ISTANA

Istana, yang Gori maksud disini adalah istana Negara, maaf istilah istana ini Gori analogikan bukan hanya sebagai sebuah bangunan besar yang mewah, tapi Gori identikan sebagai simbol roda organisasi yang membantu Lembaga Kepresidenan dalam melaksanakan tugasnya memimpin bangsa ini.

Sebagai rakyat yang awam dan bodoh, Gori membayangkan Istana layaknya organisasi-organisasi yang pernah Gori ikuti, senantiasa selalu ada bagian, kompartemen atau bidang yang mengurusi kehumasan/media/komunikasi. Nah berkaitan dengan hal ini, Gori ingin menyampaikan sedikit saran dan masukan kepada pihak Istana, khususnya Tim yang mengurusi perihal komunikasi dan media, baik media mainstrame maupun media online, agar kiranya lebih arif menyimak hal-hal yang berhubungan dengan upaya mengait-ngaitkan nama Presiden kita “Jokowi” dalam hal yang berhubungan kisah-kisruh Pilkada.

Walaupun seandainya pak Jokowi mendukung Ahok untuk tetap menjadi Gubernur di Jakarta, maka lakukanlah dengan smooth, tanpa harus dikoar-koarkan. Bukan apa-apa kita tidak mau Presiden kita, nantinya dikait-kaitkan dengan masalah-masalah hukum yang saat ini sedang terjadi di Jakarta. Sederhananya, khan ntar jadi repot kalau nanti ternyata yang didukung ikutan tersangkut masalah-masalah hukum, padahal khan harapan kita Presiden saat ini dapat fokus menjalankan program-program kerjanya, tanpa harus diganggu oleh kegaduhan-kegaduhan yang tidak perlu.

Perihal siapapun yang memimpin Jakarta tentunya tidak akan berpengaruh banyak bagi Presiden kita, karena masih puluhan propinsi lainnya yang sedang Presiden optimalkan pembangunannya. Intinya, mau Ahok, Yusril atau siapapun Gubernur Jakarta yang nantinya dipilih oleh masyarakat Jakarta, Presidennya khan tetap Jokowi..... Yess, gitu ajah kok bingung sih hihihihihihi.

(Untuk Timkom, monitoring tuh para anggota timnya jangan sampai blunder, apalagi overakting bro, kasihan pak Jokowi, sudah cukup banyak urusan bakti negaranya, masa diganggu urusan baktikada juga sih hihihihi).

NB : Bagi siapapun yang merasa sebagai Mr.Jongos mestinya dapat menerima artikel ini sebagai masukan dan jika tidak merasa tertusuk masuk, agar tidak menganggap artikel ini add hominem, anggap saja ini artikel add kulinem al-jongosnem yang berinem... ciaooo evbribadi..!!! wakakakakakak.

Salam Taikebo

[caption caption="sumber : planetkenthir"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun