Back to Bullshit alias Taikebo Omong kosong malam ini…….
Tergelitik bin gatal juga akhirnya untuk menulis opini politik, setelah membaca artikel besutan Om Wahyu kumis tadi sore tentang pertanyaan beliau apa yang menyebabkan Teman Ahok mampu merubah arah mata angin Ahok yang tadinya bersedia dipinang oleh PDIP untuk menggunakan jubah politiknya di Pilgub 2017 mendatang?
Sempat disinggung juga dalam artikel tersebut siapakah King Maker dibalik Ahok sehingga memutuskan untuk maju ke medan tempur melalui jalur independent, apakah si Teman Ahok atau Presiden Jokowi ?
Sebenarnya kalau kita mau sedikit membuka sisi pikir kita dari sudut King Maker, maka kita dapat meraba apa tujuan dari keputusan ini dan kemungkinan seperti apa yang sedang dipersiapkan King Maker untuk menjadikan Ahok mencapai tujuannya menjadi Gubernur kembali di DKI Jakarta.
Sebagai orang awam yang tidak memiliki latar belakang politik, bukan pengamat politik dan bukan politikus, serta bukan pula dari golongan Teman Ahok ataupun Lawan Ahok, intinya artikel ini hanya iseng dan anggaplah sebagai Taikebo omong kosong semata.... selain ada empuk-empuk hangatnya yang pasti baunya lumayan mantap kalau belum kering wakakakakakak.
Pertama :
Sebelum jauh melanturnya, mungkin kita cari dulu apa yang dimaksud King Maker? Menurut saya King Maker bahasa ora umumnya bisa kita samakan dengan dalang, dan ki dalang inilah yang sedang merancang bagaimana, kapan dan seperti apa jalur yang akan dilalui plus sebesar apa kemungkinan menang atau kalahnya seorang Calon Raja ketika ingin ditampilkan ke puncak tujuan mereka (tujuan si calon dan si king maker cs).
Setelah itu baru kita jawab apakah benar Presiden Jokowi adalah King Maker yang membuat Ahok memutuskan melalui jalur independent?
Pendapat Fukebo : No... No.. dan No... saya percaya Presiden Jokowi bukan seorang King Maker, karena seorang King maker dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus benar-benar total, melihat kemungkinan-kemungkinan meng-up calonnya dalam setiap kesempatan yang diberikan oleh situasi, atau bahkan justru King maker yang harus menciptakan situasi tersebut.
Kenapa saya begitu yakin, karena Presiden Jokowi cukup sibuk mengurus Negara ini, rasanya beliau hanya monitoring saja, langkah-langkah yang diambil eks partnernya ketika masih menjadi gubernur DKI Jakarta.
Saya meyakini The Real King Maker dari Tim Ahok For Governor justru benar-benar ada didalam Elit Teman Ahok yang juga merupakan eks King Maker dari Tim Jokowi Ahok beberapa waktu lalu.
Bahkan saya justru melihat, lontaran isyu bahwa Presiden Jokowi adalah King Maker dari Ahok adalah merupakan langkah awal yang diambil oleh King maker ini untuk mengarahkan opini bahwa Ahok direstui dan didukung oleh Jokowi, jadi secara otomatis para Lover Jokowi yang terkenal fanatik akan mendukung Ahok... bukan karena Ahoknya... tapi karena Jokowinya.
Menurut saya ini langkah yang sangat cerdas dan efektif dilakukan oleh King Maker....... catet...!!
Kedua :
Kenapa akhirnya Ahok merubah niat awalnya mau dipinang oleh PDIP dan kemudian memilih jalur independent ?
Pendapat Fukebo : Ada beberapa kemungkinan politik yang disasar oleh King maker sehingga mengambil langkah ini.................... yaitu clottkidot :
King maker ingin menyampaikan pesan kepada Media bahwa Ahok itu beda bung...! Ahok Independent bro... calon lain bernaung dibawah partai Om... kalian semua tahu bahwa Partai itu rata-rata memiliki kesepakatan tertentu dengan calon yang diusungnya, jadi pesannya kalau kalian mau pemimpin bebas kepentingan pilih yang independent, pilih Ahok karena bebas Partai bro...!!! wakakakakak sangat cerdas tapi disisi lain cara ini langsung atau tidak langsung telah mengiyakan situasi deparpolisasi yang kemarin sempat diprotes oleh kader PDIP.... catet...!!!
Selanjutnya, perhatikan kenapa PDIP dingin dan kader yang melemparkan protes deparpolisasi langsung senyap? Jelas disini saya percaya bahwa partai tersebut sesungguhnya mendukung langkah Ahok ini untuk kejalur independent..... sederhana banget, ini politik bung, apa yang tampak belum tentu itu yang dimaksud.
Lalu apa gunakan partai tersebut mendukung dan bagaimana bisa mendukung kalau tidak mengusung secara resmi Ahok maju dengan mengenakan jubah si Partai?
Jelas tujuannya adalah kepentingan politik, dan hanya King maker, Politikus serta sang Calon Raja yang tahu apa kepentingan yang disepakati.
Langkah King Maker selanjutnya adalah segera realisasikan pemenuhan syarat minimal 10% dari DPT Jakarta yang ditetapkan oleh peraturan, King Maker akan sangat intens mengenjot jaringan teman Ahok disemua lini, baik secara logistik dan memaksimalkan peran media untuk mengangkat pamor.
Setelah syarat minimal suara calon independent tercapai, dan  pendapat saya suara minimal akan tercapai, maka tugas King maker selanjutnya adalah Kalkulasi menghitung realitas suara untuk menang.
Langkah Kalkulasi yang meyakinkan ini saya percaya ada dikepala King maker, apabila 10% dukungan KTP telah diterima oleh Ahok maka kemungkinan suara yang ada ditangan minimal adalah 20%, belum lagi ditambah dengan swing voter yang memakan umpan opini King Maker di media-media mainstream maupun media sosial, karena elektabilitas Ahok yang tinggi saat ini tentu saja langkah melalui jalur independent adalah jalur yang paling menguntungkan.
Yang kedua saya juga melihat, dengan dinginnya PDIP setelah ditolak sepihak tentu ada something disana, mari kita tunggu PDIP pasti akan memajukan calonnya sendiri. Lho... bukannya tadi diatas saya sempat mengatakan bahwa PDIP kemungkinan mendukung secara underground Ahok for DKI 1..?
Majunya PDIP dengan calonnya sendiri, sebenarnya adalah salah satu bentuk dukungan bro.... mari kita berhitung :
Jika minimal kalkulasi saya diatas melenceng sedikit menjadi  25% suara, dengan semakin banyak calon yang maju kemedan perang, maka semakin pecahlah suara-suara yang akan dihimpun oleh para calon. Misal calon PDI-P raup 10%, calon B raup 15%, calon C dapat 10%, calon D raup 20%, maka kans Ahok untuk bermain di dua putaran akan sangat besar karena dengan pecahnya suara, maka Ahok unggul dibanding calon-calon lainnya.
Jujur pendapat saya diatas bertentangan dengan para pengamat yang menyatakan bahwa kemungkinan Ahok akan kalah jika Pilkada menjadi dua putaran, padahal justru dengan bermain di dua putaran Ahok sebagai incumbent punya waktu untuk menguatkan kaki-kakinya melalui langkah-langkah King Maker, karena permainan satu putaran justru berat dilalui Ahok karena mesin politik tidak bekerja secara komprehensif untuk memenangankannya, sehingga kemenangan Ahok nantinya benar-benar ada dipundak king maker si Elit Teman Ahok. Disisi lain dengan bermain di dua putaran, calon lawan butuh nafas dan sumberdaya dua kali lipat untuk tetap maju atau tumbang ditempat wakakakakak.
Singkatnya begini, apabila Ahok menang diputaran pertama dengan persentase diatas calon lain, maka secara psikologis massa akan menilai bahwa Ahok secara nyata didukung oleh banyak orang, sehingga para swing voter yang jagonya Keok kemungkinan akan beralih ke Ahok.
Namun kemungkinan buruk yang dapat terjadi adalah ketika lawan Ahok pada putaran pertama memiliki persentase suara yang hampir sama dengannya, maka siap-siaplah King Maker Ahok untuk lempar handuk dan cuci tangan sebersih-bersihnya dengan sabun.... terusss kaburrrrrrr wakakakakakakakkkkkkk.
Â
Salam Bibir kenthir crotttttttttt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H