Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Taikebo : Biji Fallacy Jenderal Gadungan

16 Oktober 2015   00:12 Diperbarui: 16 Oktober 2015   00:12 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah frustasi dengan hasil perang terakhirnya yang mengecewakan ketika berhadapan dengan Jenderal Taikebo yang benar-benar seorang taikebo, Jenderal Arya akhirnya memilih untuk mencari sasaran serangan lain yang menurutnya empuk untuk ditembaki oleh anak-anak panahnya yang berjudul logical fallacy, red herring fallacy dan bla bla kesesatan lainnya.

Dan disinilah Jenderal Taikebo, sedang menyaksikan bagaimana sepak terjang Jenderal Arya yang melepaskan tiap anak panah kearah yang diinginkan oleh Ratunya.

Bagi Jenderal Taikebo yang bodoh, situasi terakhir sudah sangat jelas bahwa Jenderal Arya tidak lebih dari Jenderal gadungan yang tidak memiliki spirit objektifitas yang matang, karena dia sendiri sedang memainkan permainan yang diharamkannya sendiri yaitu logical fallacy, red herring fallacy dan bla bla kesesatan lainya, ketika secara terbuka dia menembakkan panahnya dengan mutlak menyerang sosok “Hancantik” dayang-dayang Kerajaan Narsis yang baru saja kehilangan sang Raja dirimba antah berantah.

Jenderal Taikebo hanya dapat terkekeh, menyaksikan betapa militannya Hancantik si dayang-dayang mempertahankan posisinya, sikapnya terhadap apa yang diyakininya walaupun terkepung dari berbagai arah oleh prajurit-prajurit Jenderal Arya.

Dalam kekehnya Jenderal Taikebo merasa salut akan resistansi si dayang-dayang Raja Narsis yang satu ini karena hanya tinggal dia saja yang berani secara terang-terangan mempertahankan lembaran suci terakhir yang dititipkan oleh sang Raja sebelum menghilang…….. layak untuk diapresiasi.

Di sisi lain Jenderal Taikebo, hanya dapat nyengir kebo ketika menyaksikan para prajurit yang saat ini sedang mengikuti langkah penyesatan yang diciptakan Jenderal Arya, menyesatkan dengan senjata kepintarannya mengalihkan isyu ke arah yang lebih besar, padahal semuanya untuk tujuan tersembunyi, tujuan yang hanya dia dan sang Ratu yang tahu.

Aaahhh…. Sayang sungguh sayang para prajurit yang gagah-gagah itu sedang dipermainkan oleh strategi Jenderal Arya, padahal sebagian prajurit ini adalah bagian dari kerajaan Narsis yang sudah tumbang dimakan belatung, tapi malah mengikuti arah yang tidak tepat ketika bergelantungan pada ketiak sang Jenderal yang menurut mereka adalah sumber objektifitas pikir yang benar. Sekali lagi…. Sayang sungguh sayang para prajurit yang mengikuti Jenderal Arya, sudah terhipnotis dan berhalusinasi mengganggap dirinya sebagai prajurit-prajurit yang “pintar” padahal bodoh, karena mereka tidak sadar dimanfaatkan secara mutlak oleh sang Jenderal demi tujuannya memuaskan sang Ratu.

Tak tahan rasanya Jenderal Taikebo menyaksikan drama peperangan kali ini yang sungguh lucu dan tidak dapat menahan gelak tawanya, bagaimana bisa para prajurit gagah, cerdas dan jenius itu dapat tertipu secara nyata dalam permainan yang sebenarnya dapat mereka baca dengan baik, jika mereka mau menilik lebih dalam situasi perang ini, karena baik Raja Narsis maupun Sang Ratu…… keduanya sama saja posisinya. Sama-sama berada dalam lingkaran Biji Fallacy yang mereka ciptakan sendiri wakakakakakakakak.

Jenderal Taikebo hanya dapat kembali mengingat kalimat yang diyakininya : “bahwa Kebenaran akan dapat diklaim sebagai kebenaran, ketika kebenaran itu secara alami muncul kepermukaan”.

“Dan ketika kebenaran telah muncul, maka sangat mudah menjatuhkan seseorang serta memamerkan kekuatan, kepintaran dan kelebihan diri sendiri, namun jarang ada yang sanggup menguasai kemampuan kombinasi kekuatan dan kelembutan”…………… by Filsuf Gadungan.

Episode Perang Sebelumnya : Jenderal Taikebo Kibulin Jenderal Arya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun